Sejarah Penetapan 10 November Sebagai Hari Pahlawan

- 10 November 2020, 08:20 WIB
Logo hari pahlawan 2020.*/Kemensos
Logo hari pahlawan 2020.*/Kemensos /

Dari sinilah, muncul semboyan "Merdeka atau Mati" dan Sumpah Pejuang Surabaya yang isinya adalah  sebagai berikut :

Tetap Merdeka!

Kedaulatan Negara dan Bangsa Indonesia yang diproklamirkan pada 17 Agustus 1945 akan kami pertahankan dengan sungguh-sungguh, penuh tanggungjawab bersama, bersatu, ikhlas berkorban dengan tekad: Merdeka atau Mati! Sekali Merdeka tetap Merdeka!

— Surabaya, 9 November 1945, jam 18:46

Pada 10 November pagi, tentara Inggris mulai melancarkan serangan. Pasukan sekutu mendapatkan perlawanan dari pasukan dan milisi Indonesia.  Salah satu pemimpin revolusioner Indonesia yang memimpin perlawanan adalah Bung Tomo, yang menyalakan semangat perjuangan rakyat lewat siaran-siarannya radionya.   

Baca Juga: Balai Taman Nasional Gunung Merapi Tutup Sementara Objek Wisata Alam Saat Status Siaga   

Selain Bung Tomo terdapat pula tokoh-tokoh berpengaruh lain. Diantaranya KH. Hasyim Asy'ari, KH. Wahab Hasbullah serta kiai-kiai pesantren lainnya juga mengerahkan santri-santri mereka dan masyarakat sipil sebagai milisi perlawanan.

Perlawanan rakyat yang pada awalnya dilakukan secara spontan dan tidak terkoordinasi, makin hari makin teratur. Pertempuran ini mencapai waktu sekitar tiga minggu dan memakan ribuan korban jiwa di pihak Indonesia maupun pasukan Sekutu.

Pertempuran berdarah di Surabaya yang memakan ribuan korban jiwa tersebut telah menggerakkan perlawanan rakyat di seluruh Indonesia untuk melakukan perlawanan. Banyaknya pejuang yang gugur dan rakyat sipil yang menjadi korban pada hari 10 November ini kemudian dikenang sebagai Hari Pahlawan oleh Republik Indonesia hingga sekarang.***

Halaman:

Editor: Siti Baruni


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah