Muhammadiyah Gelar Salat Idul Fitri 1 Syawal 1445 H pada 10 April 2024

- 7 April 2024, 13:35 WIB
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir
Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir /istimewa/

PORTAL JOGJA – Muhammadiyah telah lebih dahulu menetapkan bahwa pelaksanaan salat Idul Fitri 1 syawal 1445 H jatuh pada Rabu 10 April 2024. Meski sudah memiliki keputusan, tapi Muhammadiyah menghormati jika ada perbedaan.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir pada Sabtu (6/4) dalam agenda Silaturahmi Ramadan 1445 H dengan Pimpinan Redaksi dan Wartawan yang diselenggarakan di Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta.

Haedar berharap masyarakat tidak perlu bingung terkait dengan penetapan Hari Raya Idulfitri 1445 H, jika nanti pelaksanaannya sama, namun awal Ramadan 1445 H kemarin berbeda.

“Kami harapkan masyarakat tidak perlu bingung, Ramadannya beda tapi Idulfitrinya sama, karena ada perbedaan cara penetapan,” tutur Haedar.

Baca Juga: Menko PMK dan Menko Perekonomian Sebut Hal Terkait Kunker dan Bansos dalam Sidang Lanjutan PHPU

Dalam usaha untuk menyatukan dan menyelesaikan masalah perbedaan ini, Muhammadiyah saat ini sedang mengkampanyekan Kalender Hijriyah Global Tunggal (KHGT).

Haedar menuturkan, KHGT ini diharapkan tidak hanya berlaku untuk Indonesia saja, melainkan juga untuk umat Islam di seluruh dunia. Sehingga perbedaan-perbedaan yang terjadi tidak terulang kembali pada masa mendatang.

Selain itu, KHGT sebagai jawaban Muhammadiyah atas utang peradaban yang dimiliki oleh Islam. “Sehingga nanti satu tanggal baru itu berlaku untuk di semua negara. Seperti kalender masehi yang tidak ada perbedaan,” katanya.

Muhammadiyah memandang jika masih terus menggunakan kalender sesuai dengan negara masing-masing, maka besar kemungkinan masih akan terus terjadi perbedaan dalam menentukan waktu-waktu penting umat Islam.

Sementara itu tentang menghormati perbedaan, Haedar menjelaskan, melalui praktik ibadah puasa Ramadan. Menurutnya, Puasa Ramadan bagi muslim tidak sekadar mengubah waktu makan, tapi juga meningkatkan ketakwaan dan kesalihan.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x