Ketua TPN Arsjad Rasjid: Quick Count Bukan Hasil Akhir, Tunggu Rekapitulasi Manual KPU

- 14 Februari 2024, 19:10 WIB
Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Mahfud, Arsjad Rasjid.
Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Mahfud, Arsjad Rasjid. /Istimewa/

PORTAL JOGJA– Meski sejumlah lembaga survei sudah mengeluarkan hasil perhitungan cepat, Quick count bukan merupakan hasil akhir. Perhitungan final dan resmi masih harus menanti KPU.

Hal ini disampaikan Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Mahfud, Arsjad Rasjid.TPN Ganjar- Mahfud menyatakan semua barisan pendukung pasangan calon presiden dan calon wakil presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD, dan seluruh rakyat Indonesia, diharapkan untuk tetap tenang dan menunggu hasil final tabulasi suara yang dilakukan secara manual oleh Komisi Pemilihan Umum.

“Saudara-saudara, pemilu telah kita lewati. Saya berharap, semua barisan pendukung dan seluruh rakyat Indonesia untuk tetap tenang dan menunggu hasil final tabulasi suara yang dilakukan secara manual oleh KPU,” ujar Arsjad Rasjid di Jakarta, Rabu, 14 Februari 2024.

Baca Juga: Ketum PP Muhammadiyah Minta Pemenang Pemilu 2024 Tidak Jumawa, Kedepankan Sikap Amanah dan Fathonah

Seperti diketahui, hari ini masyarakat memberikan suaranya di 820.161 tempat pemungutan suara (TPS) dalam negeri. 

Karakteristik pemilihan umum (pemilu) di Indonesia adalah yang paling kompleks dan rumit di dunia, di mana dilaksanakan pemilu presiden (pilpres) dan pemilu legislatif (pileg) dalam satu hari. 

Pengumuman hasil hitung suara secara cepat atau quick count mulai bermunculan sejak pukul 15:00 waktu Indonesia bagian barat (WIB). 

“Kita tentu menghargai lembaga-lembaga survei yang telah bekerja keras untuk melakukan exit poll dan juga quick count. Namun, quick count bukan hasil akhir. Jangan lupa bahwa hasil resmi pemilu ditentukan oleh rekapitulasi manual KPU,” lanjut Arsjad. 

Arsjad juga mengatakan bahwa publik tentunya tidak bisa mengabaikan laporan dan bukti yang menunjukkan bahwa pasangan 03 sudah menjadi target dari berbagai bentuk kecurangan dan intimidasi.

“Kecurangan-kecurangan ini adalah serangan terhadap proses demokrasi kita, dan kami menyerukan agar setiap tindakan kecurangan diselidiki secara menyeluruh, karena terindikasi dilakukan secara terstruktur, sistematis, dan masif,” ungkap Arsjad.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x