Nasdem Bantah Pernyataan KPK Terkait Aliran Dana Milyaran pada Kasus SYL

- 15 Oktober 2023, 11:26 WIB
Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem Ahmad Sahroni.
Bendahara Umum (Bendum) Partai NasDem Ahmad Sahroni. /Pikiran Rakyat/Asep Bidin Rosidin./

PORTAL JOGJA - Partai NasDem akhirnya buka suara menanggapi pernyataan Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Alexander Marwata tentang adanya aliran dana sejumlah miliaran rupiah dari mantan Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo (SYL) ke Partai NasDem. Melalui Bendahara Umum (Bendum) DPP Partai NasDem Ahmad Sahroni, Partai NasDem membantah tuduhan tersebut.

"Saya membantah apa yang disampaikan pimpinan KPK Alex Marwata terkait aliran danan ke partai NasDem," ujar Ahmad Sahroni di Kantor DPP NasDem di Jakarta, Sabtu 14 Oktober 2023 sebagaimana dikutip dari ANTARA

Sahroni menyatakan bahwa dia sebagai bendahara umum sudah mengecek langsung ke rekening partai, dan tidak ada penerimaan seperti yang disampaikan Alex Marwata. Dia juga menjelaskan bila ada uang masuk harus melalui bendahara umum.

Namun dirinya mengaku Syahrul Yasin Limpo pernah memberi dana sebesar Rp20 juta sebagai sumbangan untuk bantuan bencana alam, yang digalang oleh Fraksi NasDem DPR RI. Pernyataan ini pernah disampaikan Sahroni pada Kamis malam 12 Oktober 2023.

Baca Juga: Event Hari Ini di Yogyakarta, Ada Letto Manggung dalam Gelaran Jogja Menyapa

"Iya, Rp20 juta. Dana ke Fraksi NasDem DPR RI, bukan ke Partai NasDem," ucapnya.

Sehubungan dengan kasus dugaan korupsi Di Kementerian Pertanian (Kementan) yang menyangkut SYL, Partai Nasdem mendukung dan menghormati KPK dalam melakukan penegakan hukum terhadap kasus yang menjerat kader mereka agar kasus dugaan korupsi di Kementan menjadi jelas. Namun pernyataan lembaga rasuah ini, yang belum tentu kebenarannya dan sudah diungkapkan di publik ini menjadi pernyataan yang tendensius terhadap partainya. Partai pimpinan Surya Paloh ini juga sedang mempertimbangkan untuk melakukan somasi atas pernyataan tersebut.

"Harusnya ada rangkaian yang tidak dibuka di ruang publik. Apalagi ini mendekati pemilu dan membangun citra kami ini partai busuk," ucap lelaki kelahiran Jakarta tahun 1977 ini.

Lebih lanjut, Ahmad Saroni memberitahukan bahwa dirinya dan Surya Paloh sebagai Ketum tidak pernah menyuruh kadernya mencari dana dengan melakukan korupsi kemudian disetorkan ke partai

Halaman:

Editor: Chandra Adi N

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x