PORTAL JOGJA – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) saat ini terus memonitor peningkatan intensitas sirkulasi udara yang dipicu pola tekanan rendah di NTT. Peningkatan tersebut berpotensi menjadi Bibit Siklon Tropis 99S.
Di saat bersamaan, BMKG juga menyebut sistem Bibit Siklon 90S telah terbentuk di perairan Samudra Hindia barat daya Sumatra tepatnya di 13.0°LS 95.9 °BT.
Dalam siaran persnya BMKG menyebutkan, kecepatan angin maksimal sistem 90S mencapai 30 knot atau 56 km/jam, dengan tekanan udara minimum di sekitar pusatnya mencapai 1003 mb.
Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 DIY Lampaui Jumlah Tertinggi Varian Delta Tahun Lalu, Sleman Terbanyak
Pantauan citra satelit cuaca Himawari-8 pada Jumat 25 Februari 2022 hari ini terlihat adanya peningkatan pumpunan awan selama 12 jam terakhir. Dari analisis, angin perlapisan tampak sirkulasi mulai dari lapisan bawah hingga menengah.
Kendati begitu, BMKG memprediksi bahwa intensitas sistem Bibit Siklon Tropis 90S dalam 24 jam ke depan cenderung menunjukkan penurunan dengan pergerakan sistem ke arah Barat hingga Barat Daya menjauhi Indonesia.
Sementara system Bibit Siklon Tropis 99S menurut BMKG mulai terbentuk di sekitar Laut Timor sebelah utara Australia, tepatnya di posisi 12.6°LS 128.3°BT. Namun area tersebut sudah masuk di wilayah tanggung jawab TCWC Australia.
Sistem Bibit Siklon 99S bertekanan udara minimum di pusatnya mencapai 1001mb dan kecepatan angin maksimum di sekitar pusatnya mencapai 25 knots atau 46 km/jam.
Berdasarkan pantauan citra satelit cuaca Himawari-8 kanal IR terlihat adanya pumpunan awan awan konvektif yang telah bertahan selama 12 jam terakhi.