PORTAL JOGJA – Hingga pukul 13.35 WIB siang ini, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat telah terjadi 13 kali gempa susulan sesudah gempa Maluku Tengah M6,0.
Kepala Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Daryono menyebutkan, gempa susulan tersebut terjadi dengan magnitude terbesar 3,5.
“Hingga hari Rabu, 16 Juni 2021 pukul 13.35 WIB, pasca Gempa Maluku Tengah M6,0 hasil monitoring BMKG telah terjadinya 13 (tiga belas) gempabumi susulan ( aftershock ) dengan magnitudo terbesar M=3,5,” demikian papar Daryono melalui akun Twitternya.
Sementara itu akun Humas BMKG @InfoHumasBMKG menyebutkan, gempa Maluku Tengah telah dilakukanpemutakhiran dari informasi awal berkekuatan M6,1 menjadi M6,0.
Baca Juga: Zona Merah! Ridwan Kamil Minta Wisatawan Tunda Berwisata Ke Kawasan Bandung Raya
Episenter gempabumi tektonik terletak pada koordinat 3,42 LS ; 129,57 BT , atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 69 km arah Tenggara Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku pada kedalaman 19 km.
Akun Humas BMKG juga menyebutkan, dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi dangkal akibat aktifitas sesar lokal. Sedang hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempabumi memiliki mekanisme pergerakan sesar turun ( Normal Fault).
Guncangan gempabumi ini dirasakan di Tehoru, Masohi, Bula, Kairatu, Saparua dan Wahai skala III MMI dan terasa di Ambon dengan skala II-III MMI.
Hingga saat ini BPBD dan masyarakat setempat menurut BMKG telah melaporkan adanya dampak kerusakan pada beberapa rumah tinggal salah satunya pagar gereja di desa Sounulu Kecamatan Tehoru akibat dari gempabumi tersebut. BPBD masih terus mendata kondisi dampak gempabumi ini.
Baca Juga: Presiden Jokowi Pantau Langsung Vaksinasi Massal Bagi 10.000 Pelaku Industri Jasa Keuangan