Banjir Bandang di Masamba Dipicu Kerusakan Hutan

15 Juli 2020, 10:37 WIB
Kondisi sungai rongkong yang tertutup material pohon. //Tangkapan layar

PORTAL JOGJA - Kerusakan hutan yang berada di hulu sungai serta cuaca ekstrim yang terjadi selama beberapa hari dituding menjadi penyebab utama terjadinya banjir bandang yang menyapu wilayah Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Debit air yang terlalu tinggi, akhirnya masuk ke tiga anak sungai yakni sungai Sabbang, sungai Radda, dan sungai Masamba dan menyebabkan bencana banjir bandang.

Bencana banjir bandang ini pun diketahui menjadi bencana yang terbesar dalam beberapa tahun terkahir.

Baca Juga : HP Baru yang Dirilis di Indonesia, Mulai Redmi 9, Vivo X50 hingga Huawei Nova 7

Menurut kabar yang beredar, bencana terjadi karena Daerah Aliran Sungai (DAS) Rongkong tidak mampu lagi menahan volume air yang makin meningkat.

Volume air yang membawa material pasir dan lumpur tanah berimplikasi terhadap dangkalnya sungai Rongkong, sehingga luapan air diduga tidak lagi mengalir normal hingga ke Hilir.

Selain itu, pembukaan lahan untuk perkebunan di sekitar hulu sungai mengakibatkan wilayah tangkapan air tidak imbang untuk melancarkan aliran air di DAS Rongkong.

Baca Juga : Belgia Laporkan Nol Kematian Akibat Covid-19

Menurut pantauan dari Satelit, terdapat penggundulan hutan di beberapa titik. Hutan tersebut diketahui telah beralih fungsi menjadi lahan perkebunan.

Seperti yang dilansir portaljogja.com dari jurnalpalopo.com, sungai Rongkong memiliki potensi yang luar biasa dan membuat masyarakat sekitar menjadikan sungai tersebut sebagai sumber ekonomi.

Namun sayangnya tatanan untuk tetap mempertahankan kelestarian dari ancaman kerusakannya kadang terabaikan.

Artikel ini telah tayang di jurnalpalopo.com dengan judul : Alih Fungsi Lahan Dituding Sebagai Penyebab Banjir Bandang Sungai Masamba

Sungai dengan panjang 108 kilometer ini melintasi dua kabupaten memberikan kehidupan tidak hanya bagi masyarakat sekitar sungai, namun juga flora dan fauna endemik yang hidup di hutan tropis yang tumbuh subur.

Sebelumnya bencana banjir bandang menerjang wilayah Luwu Utara, Senin malam 13 Juli 2020.

Bencana tersebut membawa material lumpur, pohon tumbang yang memasuki perkampungan dan pemukiman warga, jalan utama, perkebunan dan persawahan maupun tambak, bahkan sejumlah ternak warga seketika hilang disapu Air bah.

Laporan dari beberapa warga yang berada di lokasi kejadian mengatakan air mencapai ketinggian satu hingga tiga meter. *** 

 

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Jurnal Palopo

Tags

Terkini

Terpopuler