Kominfo Temukan Ratusan Info Hoaks Soal Vaksin Gratis dari WHO, Ini Fakta yang Benar, Jangan Asal Percaya

11 Februari 2021, 22:11 WIB
Hoaks vaksin Sinovac merupakan vaksin COVID-19 dengan efektivitas paling rendah /covid19.go.id

PORTAL JOGJA - Kasus informasi menyesatkan dan hoaks terkait vaksin Covid-19 masih banyak ditemukan di media sosial.

Salah satunya beredar informasi pemberian vaksin covid-19 dan program vaksinasi gratis dari organisasi Kesehatan Dunia (WHO) untuk warga Indonesia.

Informasi pemberian vaksin covid-19 dan vaksinasi gratis itu beredar melalui berbagai platform media sosial. Bahkan di berbagai grup WhatsApp (WA) terus dibagikan dan menyebar secara berantai hingga saat ini.

Baca Juga: ShopeePay Super Online Deals Hadir Meriahkan Momen Imlek di Rumah

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) hingga awal Februari ini telah menemukan lebih dari 100 berita hoaks berkaitan dengan vaksin covid-19. Berita hoaks vaksin gratis ini beredar luas melalui sejumlah platform media sosial.

Pesan tersebut menyertakan tautan untuk mendaftar vaksinasi gratis itu.

Berikut ini isi informasi hoaks terkait vaksin gratis dari WHO. Berita ini juga sudah dibantah oleh banyak pihak termasuk oleh Kementerian Kominfo.

Baca Juga: Bulan Rajab Jatuh Pada 13 Februari 2021, Berikut ini Doa Niat Puasa Rajab

Baca Juga: 4 Keutamaan Puasa Rajab yang Luar Biasa, Baik untuk Kesehatan dan Dihapus Dosanya

"Organisasi Kesehatan Dunia memberikan vaksin covid-19 gratis. Saya mendapat vaksin covid-19 gratis, senang sekali. Keluarga dan teman-teman saya juga sudah divaksinasi. Anda harus mengajukan vaksinasi sesegera mungkin. Klik tautan untuk mengajukan vaksinasi.
https://www.svwa.cn/tiaoban.php?app=yimiao".

Adanya ratusan berita hoaks terkait vaksin gratis ini Kemnetian Kominfo menegaskan hal it tidak benar.

"Kominfo terus bekerja keras melawan dan menahan laju penyebaran hoaks ini. Kominfo telah berkoordinasi dengan pengelola platform media sosial untuk melakukan take down pada 'postingan-postingan' hoaks tersebut," kata Juru Bicara Kominfo, Dedy Permadi, dalam pernyataan pers Komite Penanganan covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional, dikutip Portal Jogja dari Antara, Kamis 11 Februari 2021.

Dedy mengatakan per 10 Februari lalu, Kominfo menemukan 105 isu hoaks terkait vaksin covid-19, penyebarannya bisa berkali lipat. Kominfo total menjaring 417 hoaks vaksin covid-19 di media sosial dan menurunkan konten tersebut.

Baca Juga: Fakta Awal yang Diungkap KNKT Soal Kronologi Jatuhnya Sriwijaya SJ 182

Ia mengatakan sebaran hoaks vaksin covid-19 terbanyak berada di platform Facebook, lainnya berada di Instagram, TikTok, Twitter dan Youtube.

Salah satu hoaks yang beredar adalah tentang WHO mengadakan program vaksin di Indonesia, disertai dengan tautan untuk mendaftar. Kominfo menegaskan program vaksinasi di Indonesia saat ini hanya dari pemerintah.

"Faktanya, vaksinasi di Indonesia hanya dilakukan oleh pemerintah dan itu gratis," kata Dedy.

Kominfo meminta masyarakat untuk tidak mempercayai begitu saja dan membagikan informasi yang beredar di media sosial atau aplikasi pesan instan. Masyarakat bisa mengakses informasi soal vaksin covid-19 dari lembaga resmi, salah satunya situs covid19.go.id.

Baca Juga: Kominfo Blokir Tiktokcash, TikTok Indonesia: Platform Itu Tak Berafiliasi dengan Kami

Sumber resmi memberikan informasi yang valid dan faktual tentang covid-19, bersumber dari para ahli. "Fakta dan data dari sumber berita resmi ini sudah diverifikasi secara ilmiah dan akademis," kata Dedy.

Kominfo mengajak masyarakat untuk ikut aktif dalam memerangi hoaks, khususnya yang berkaitan dengan vaksin covid-19. Masyarakat bisa melaporkan hoaks ke aduankonten.id.

Masyarakat juga bisa mencari klarifikasi atas hoaks yang beredar melalui situs https://sd.id/infovaksin, klik "cek dan buktikan hoaks". Setelah memasukkan kata kunci atau kalimat yang ingin dicari, masyarakat bisa mendapatkan penjelasan seputar isu tersebut.

Baca Juga: 18 Ucapan Hari Raya Imlek 2021 Dalam Bahasa Inggris dan Mandarin, Bisa Dikirim ke Saudara dan Kerabat

Berdasarkan informasi dari Kementerian Komunikasi dan Informatika, pesan yang mengatasnamakan WHO itu adalah hoaks. Pesan berisi tawaran pendaftaran vaksinasi covid-19 itu bukanlah pesan resmi WHO.

Program vaksinasi covid-19 di Indonesia saat ini hanya diselenggarakan oleh pemerintah. Untuk gelombang pertama, pemberian vaksin covid-19 diprioritaskan kepada tenaga kesehatan (nakes).

Dedy juga meminta masyarakat untuk berhati-hati terhadap kejahatan siber yang memanfaatkan situasi pandemi covid-19, seperti pesan berantai tersebut dan menyesatkan.

Baca Juga: Muslim Turki di Perancis Menolak RUU Kontroversial Perancis yang Mendiskreditkan Islam

Adanya penjelasan resmi dari Kementerian Kominfo itu, sudah dapat dipastikan pesan berantai soal WHO buka pendaftaran vaksinasi gratis adalah TIDAK BENAR atau HOAKS. Masyarakat diimbau untuk waspada terhadap berbagai informasi yang menysatkan tersebut.***

 

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler