Network
PORTAL JOGJA – Ketua Satgas Covid-19 Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Profesor Zubairi Djoerman mengingatkan, Virus Covid-19 Varian Delta yang berasal dari India atau B1617.2 memiliki gejala seperti flu berat, yaitu sakit kepala, sakit tenggorokan dan pilek.
Gejala ini berbeda dengan gejala varian Covid-19 di masa awal pandemi yang berupa demam, batuk dan kehilangan penciuman.
“Varian Delta atau yang baru, gejalanya lebih banyak sakit kepala, tenggorokan dan pilek. Seperti kena flu berat,” ungkap Prof Zubairi melalui akun Twitternya.
Tak hanya itu, Varian Delta menurut guru besar Fakultas Kedokteran UI ini juga banyak menginfeksi anak-anak dan lebih menular. “Mengapa Delta lebih menular? Karena varian ini memiliki mutasi yang membantunya menyebar sekaligus menghindari sistem imunitas secara parsial,” terangnya lagi.
Baca Juga: Zona Merah! Ridwan Kamil Minta Wisatawan Tunda Berwisata Ke Kawasan Bandung Raya
Yang lebih mengkhawatirkan, Varian Delta ini menurut Zubairi lebih berisiko dibanding varian yang lama maupun dibandingkan varian Alpha yang berasal dari Inggris.
“Analisis di The Lancet menunjukkan bahwa risiko masuk rumah sakit dua kali lipat pada mereka yang memiliki varian Delta,” papar Zubairi. “Risiko juga meningkat pada mereka yang memiliki komorbid,” ungkapnya mengingatkan.
Di Indonesia Varian Delta sejauh ini menurut Zubairi banyak ditemukan di Jakarta dan Jawa Tengah. “Ada 104 kasus,” tulisnya. Hanya saja untuk penelusuran menurut dokter spesialis penyakit dalam ini membutuhkan sampel dalam jumlah yang jauh lebih besar.
Baca Juga: Tegas! Ketua Satgas Covid-19 IDI Sarankan Ganti PPKM Mikro dan Rekomendasikan Lockdown
Ia pun berharap, meski kasus Covid-19 di Indonesia kembali mengalami lonjakan besar, namun Ketua Satgas Covid-19 IDI ini berharap kondisinya tidak separah yang terjadi di India. Terlebih menurutnya vaksin dapat memperikan perlindungan atas infeksi Varian Delta.
