Hujan Turun Saat Imlek, Pertanda Kebruntungan di Tahun Kerbau, Ini Penjelasan Ilmiahnya

- 11 Februari 2021, 13:17 WIB
Ilustrasi Mitos dan Tradisi Perayaan Imlek
Ilustrasi Mitos dan Tradisi Perayaan Imlek /Pixabay / Leonard Wangsa/

Di awal tahun 2019 wilayah Jakarta dan sekitarnya diguyur hujan dari intensitas rendah ke tinggi. Tak jarang kemudian ada yang mengaitkan Imlek dengan turunnya hujan.

Baca Juga: Imbauan Menteri dan Pakar: Rayakan Imlek di Rumah Saja dan Perketat Prokes

"Karena periode Imlek terjadi antara bulan Januari dan Februari, sehingga identik dan bersamaan dengan bulan-bulan puncak musim hujan," ujar Harry.

Tahun baru Imlek memang memang selalu jatuh antara bulan Januari - Februari. Hal ini terjadi karena penghitungan hari dalam Imlek merupakan gabungan yang berdasarkan fase bulan mengelilingi bumi dengan bumi mengelilingi matahari (lunisolar). Itulah sebabnya hari dalam tahun Imlek tidak sama dengan kalender Masehi ataupun Hijriah.

"Secara umum, bulan Januari-Februari merupakan bulan puncak musim hujan untuk wilayah Indonesia di sebelah selatan Khatulistiwa. Jika dilihat secara klimatologisnya, pertengahan Januari-pertengahan Februari merupakan periode potensi curah hujan yang tinggi dan intensif," jelas Harry.

Baca Juga: Imbauan Menteri dan Pakar: Rayakan Imlek di Rumah Saja dan Perketat Prokes

Lalu, Bagaimana bila hujan tidak turun?

Beberapa masyarakat Tiongkok beranggapan, bila tidak ada air yang turun setetespun dari langit, maka itu adalah pertanda sebagai ketidakberuntungan. Walau begitu, tidak munculnya hujan saat Imlek, bukan berarti membawa dampak buruk bagi kehidupan atau semacamnya. Hari raya tersebut tetap dirayakan dengan sakral dan membawa kebahagiaan.

Nah, apakah nanti malam dan esok akan turun hujan?***

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Pdamtirtabenteng.co.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x