AS Puji Keputusan Inggris Blokir Huawei, China Kecewa

- 15 Juli 2020, 19:00 WIB
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump. /AFP/Soul Loeb

PORTAL JOGJA - Perdana Menteri Inggris baru saja mengumumkan pemblokiran pembelian peralatan jaringan 5G dari Huawei.

Keputusan yang diumumkan pada Selasa, 14 Juli ini membuat Amerika Serikat senang, di sisi lain pihak China kecewa.

Duta Besar China di Inggris Liu Xiaoming dalam akun Twitternya menyebut keputusan tersebut mengecewakan pihaknya.

Baca Juga: Update Virus Corona Indonesia: Pasien Positif Mencapai 80.094

"Keputusan mengecewakan dan salah oleh Inggris di #Huawei. Sudah dipertanyakan apakah Inggris dapat menyediakan lingkungan bisnis yang terbuka, adil dan tidak diskriminatif bagi perusahaan dari negara lain," tulisnya.

Presiden Amerika Serikat (AS) memuji keputusan Inggris tersebut. Diketahui AS telah lama menyerukan sekutunya untuk menghindari penggunaan peralatan Huawei. Sejak Mei 2019, Huawei dimasukkan dalam daftar hitam di Negeri Paman Sam.

"Kami meyakinkan banyak negara,dan saya melakukan ini sebagian besar tidak menggunakan Huawei, karena kami pikir ini adalah risiko keamanan yang tidak aman," kata Donald Trump, seperti dikutip Pikiran-rakyat.com dari Sky News.

Baca Juga: Satu Keluarga di Kulon Progo Positif Covid-19

saya berbicara dengan banyak negara untuk tidak menggunakannya. Jika mereka ingin melakukan bisnis dengan kami, mereka tidak dapat menggunakannya," tambahnya.

Ketegangan China-AS juga terus meningkat setelah pemerintah Beijing menetapkan undang-undang keamanan nasional baru di Hong Kong.

Ketika Hong Kong diserahkan oleh Inggris di tahun 1997, Tiongkok berjanji akan menghormati otonomi kota tersebut selama 50 tahun ke depan sejak penyerahan tersebut.

Baca Juga: Daun Suruhan, Gulma yang Kaya Manfaat

Dengan kesepakatan dan perjanjian itu, seharusnya penduduk Hong Kong menikmati kebebasan hingga tahun 2047. China dalam hal ini dianggap mengingkari janjinya.

Trump kemudian menandatangani perintah eksekutif dan mengatakan tidak ada hak istimewa serta tidak ada ekspor teknologi ke Hong Kong karena sekarang di bawah kendali Beijing.

"Hong Kong sekarang akan diperlakukan sama dengan Tiongkok daratan," kata dia.

Baca Juga: Tips Aman Membonceng Bayi atau Balita ketika Bersepeda

Isu UU kontroversial Hong Kong, perang dagang, pandemi virus corona dan konflik Laut China Selatan menjadi penyebab hubungan kedua negara semakin meningkat. ****

 

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Pikiran-Rakyat.com Sky News


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah