Sekitar 1500 Orang Meninggal Akibat Banjir yang Menerjang Pakistan

- 16 September 2022, 08:51 WIB
Kondisi banjir di Pakistan.
Kondisi banjir di Pakistan. /Reuters/Fayaz Aziz/

PORTAL JOGJA - Setidaknya 1500 orang meninggal akibat banjir besar yang melanda Pakistan. Data dari pihak berwenang mengatakan bahwa ratusan ribu orang masih mengungsi di ruang terbuka setelah bencana pada Kamis 15 September 2022.

Banjir, yang dipicu oleh hujan monsun dan pencairan gletser di pegunungan utara, telah berdampak pada 33 juta orang dari populasi 220 juta.

Banjir yang baru pertama kalinya melanda Pakistan ini telah menyapu rumah, kendaraan, tanaman dan ternak dengan kerugian diperkirakan mencapai $30 miliar.

Baca Juga: Uang Rusak Milik Penjaga Sekolah di Solo Diganti Sebagian oleh Bank Indonesia

Jumlah korban tewas mencapai 1.486, dengan sekitar 530 anak-anak di antaranya, kata Otoritas Penanggulangan Bencana Nasional, saat merilis total pertama di seluruh negeri sejak 9 September.

Ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal akibat banjir di provinsi Sindh selatan, dengan banyak yang tidur di tepi jalan raya layang untuk melindungi diri dari air.

"Kami telah membeli tenda dari semua produsen yang tersedia di Pakistan," kata kepala menteri Sindh Syed Murad Ali Shah seperti dilansir dari Reuters.

Selama beberapa minggu terakhir, pihak berwenang telah membangun penghalang untuk mencegah air banjir keluar dari bangunan utama seperti pembangkit listrik dan rumah, sementara para petani yang tinggal untuk mencoba menyelamatkan ternak mereka menghadapi ancaman baru karena pakan ternak mulai habis.

Pemerintah dan Perserikatan Bangsa-Bangsa mengkalim Banjir diakibatkan perubahan iklim dan air yang melonjak setelah suhu musim panas yang memecahkan rekor.

Baca Juga: Persyaratan dan Formulir Pendaftaran Panwascam Kabupten Sleman

Pakistan menerima 391 mm (15,4 inci) hujan, atau hampir 190% lebih banyak dari rata-rata hujan dalam 30 tahun, pada bulan Juli dan Agustus. Hal itu naik 466% di provinsi Sindh, salah satu daerah yang terkena dampak terburuk.

Penerbangan bantuan dari Uni Emirat Arab dan Amerika Serikat tiba pada Kamis, kata kementerian luar negeri. PBB sedang menilai kebutuhan untuk rekonstruksi.***

Editor: Chandra Adi N

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x