Network
PORTAL JOGJA – Met Office, layanan cuaca nasional Inggris telah menerbitkan red warning terkait suhu panas ekstrem yang melanda beberapa bagian Inggris.
Kedutaan Besar Indonesia di London dalam unggahan melalui akun Instagramnya menyebutkan, suhu pada cuaca panas ekstrem bahkan bisa mencapai 40 derajat Celsius.
Melalui situsnya, Met Office mengingatkan masyarakat untuk minum yang cukup agar terhindar dari dehidrasi, mengenakan pakaian menyesuaikan suhu di luar, mendinginkan kulit dengan air dan menutup tirai jendela.
Hal itu disebabkan karena suhu di luar rumah atau ruangan bias lebih rendah dari suhu di dalam.
Baca Juga: Pesawat Kargo Ukraina Bawa Bahan Peledak Jatuh di Yunani, Delapan Orang Tewas
Tak hanya itu, Met Office juga mengajak masyarakat agar peduli pada sesama, terutama lansia, anak dan bayi dan mereka yang memiliki kondisi kesehatan tertentu. Jika menghadapi situasi darurat, masyarakat diminta menghubungi NHS 111 atau 999.
Met Office juga mengingatkan agar tidak meninggalkan siapapun, terutama bayi, anak kecil dan hewan dalam kendaraan yang tertutup dan diparkir.
Sementara itu, dilansir dari Al Jazeera, gelombang panas yang melanda Eropa telah menimbulkan kematian, memicu kebakaran hutan yang ganas dan memecahkan rekor suhu tinggi.
Gelombang panas memicu kebakaran hutan yang ganas di Spanyol dan Prancis yang kini mengerahkan pesawat pengebom air lebih banyak, serta ratusan pemadam kebakaran untuk mengatasi kebakaran hutan.
Baca Juga: Viral Reporter TV Pakistan Menampar Remaja yang Mengganggunya Saat Siaran Langsung
Gelombang panas sendiri dilaporkan bergerak ke utara yaitu ke Inggis. Kantor Meteorologi Inggris melaporkan, suhu mencapai 38 derajat Celcius di Inggris selatan pada Senin dan diperkirakan akan mencapai rekor 40 derajat Celsius pada Selasa 19 Juli 2022 hari ini.
Jaringan kereta api nasional Inggris juga mendesak penumpang untuk tidak bepergian kecuali diperlukan, dengan beberapa layanan - termasuk rute utama antara Inggris timur laut dan London - tidak beroperasi pada Selasa hari ini.
Sementara itu Perdana Menteri Sanyol menyebutkan, dua orang tewas dalam sebuah kebakaran terkait dengan iklim yang mematikan.
Pakar iklim mengatakan, gelombang panas yang mengancam jiwa lebih intens, lebih sering dan lebih lama karena perubahan iklim ditambah dengan kekeringan, telah membuat kebakaran hutan lebih sulit untuk dilawan.***
