Network
PORTALJOGJA – Investor internasional yang telah menumpuk ke China dalam beberapa tahun terakhir sekarang bersiap untuk salah satu kejatuhannya yang besar karena masalah raksasa properti China Evergrande yang terlilit hutang semakin memuncak.
Kesengsaraan pengembang (3333.HK) telah meningkat sejak Mei. Berkurangnya sumber daya yang ditetapkan terhadap 2 triliun yuan ($305 miliar) kewajiban telah menghapus hampir 80% dari harga saham dan obligasi dan pembayaran kupon obligasi $80 juta sekarang tampak minggu depan.
Apa yang terjadi kemudian tidak jelas. Para bankir mengatakan kemungkinan besar akan melewatkan pembayaran dan masuk ke semacam animasi yang ditangguhkan di mana pihak berwenang masuk dan menjual beberapa asetnya, tetapi itu bisa dengan mudah menjadi berantakan.
"Kita harus melihat apa yang terjadi," kata Sid Dahiya, kepala obligasi korporasi EM di abrdn, sebelumnya Aberdeen Standard, di London, yang memegang sebagian kecil obligasi.
"Mereka mungkin sedang mengerjakan kesepakatan di latar belakang, tetapi kami tidak memiliki kejelasan dan kami tidak benar-benar memiliki preseden, jadi ini adalah air yang belum dipetakan."
Evergrande memperingatkan lebih dari dua minggu lalu bahwa ia berisiko gagal membayar utangnya jika gagal mengumpulkan uang tunai.
Sejak itu dikatakan bahwa tidak ada kemajuan yang dibuat dengan upaya tersebut.
Analis mengatakan gambaran yang lebih besar adalah bahwa jika Evergrande yang memiliki lebih dari 1.300 proyek real estat di lebih dari 280 kota runtuh, itu akan dengan tegas menghilangkan gagasan bahwa beberapa perusahaan China terlalu besar untuk gagal.
Baca Juga: Ramalan Shio 18 September 2021: Kuda Tahan Keinginan, Monyet Ada Peningkatan Hubungan Cinta
