Wacana Pencampuran Vaksin Covid-19, Uni Eropa Belum Memutuskan Adanya Rekomendasi

- 15 Juli 2021, 09:00 WIB
Ilustrasi Vaksin Covid-19. Wacana Pencampuran Vaksin Covid-19, Uni Eropa Belum Memutskan Adanya Rekomendasi
Ilustrasi Vaksin Covid-19. Wacana Pencampuran Vaksin Covid-19, Uni Eropa Belum Memutskan Adanya Rekomendasi /- Foto : Pixabay/

PORTAL JOGJA - Sejumlah negara ada yang mencampurkan dua produk vaksin yang berbeda untuk vaksin covid-19.

Beberapa negara Eropa sudah lebih dulu menganjurkan pencampuran vaksin. Penerima dosis awal vaksin AstraZeneca dapat memilih merek yang berbeda untuk dosis keduanya.

Demikian pula negara Thailand juga akan menggunakan vaksin corona AstraZeneca kepada para penerima dosis pertama vaksin Sinovac.

Hal itu dilakukan Thailand untuk meningkatkan perlindungan vaksin terhadap Covid-19. Jika benar diterapkan, rencana Thailand ini menjadi yang pertama di mana vaksin Sinovac buatan China dicampur dengan vaksin AstraZeneca yang merupakan pengembangan negara Barat.

Baca Juga: Jepang Akan Memberikan Tambahan Dosis Vaksin Covid-19 AstraZeneca ke Taiwan

Para peneliti di Universitas Oxford, Inggris sedang menguji keampuhan penggabungan vaksin AstraZeneca dan Pfizer. Gabungan keduanya disebut mampu memberi respon imum lebih baik untuk melawan Covid-19 dan varian barunya.

Penelitian yang disebut The Com-Cov itu melibatkan 830 partisipan. Setiap peserta mendapat kombinasi AstraZeneca sebagai dosis pertama dan Pfizer untuk yang kedua.

Badan Pengawas Obat Eropa (EMA) pada Rabu 14 Juli 2021 berusaha untuk tidak memutuskan membuat rekomendasi apa pun tentang pencampuran vaksin Covid-19 dari produsen yang berbeda.

Menurut EMA, terlalu dini untuk mengonfirmasi apakah dan kapan dosis penguat tambahan akan diperlukan.

Akan tetapi regulator obat Eropa itu mengatakan dua dosis vaksin Covid-19 diperlukan untuk melindungi terhadap varian Delta yang sangat menular.

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah