Tindakan Keras Penambangan Cryptocurrency China, Menyebar Hingga ke Sichuan

- 20 Juni 2021, 14:20 WIB
Ilustrasi cryptocurrency.
Ilustrasi cryptocurrency. /Foto : pixabay/

PORTAL JOGJA - Tindakan keras China terhadap "penambangan" cryptocurrency telah meluas ke provinsi barat daya Sichuan, di mana pihak berwenang memerintahkan proyek penambangan cryptocurrency ditutup di pusat penambangan utama.

Cryptomining adalah bisnis besar di China, menyumbang lebih dari setengah produksi Bitcoin global. Tetapi Dewan Negara, kabinet China, bulan lalu berjanji untuk menekan penambangan dan perdagangan bitcoin sebagai bagian dari serangkaian tindakan untuk mengendalikan risiko keuangan.

Dilansir dari Reuters, wilayah pertambangan populer lainnya, seperti Mongolia Dalam, telah mengutip penggunaan listrik penambangan cryptocurrency yang dihasilkan dari sumber yang sangat berpolusi seperti batu bara dalam pesanan yang menargetkan industri.

Baca Juga: Joe Biden Berduka, Unggah Kepergian Champ Yang Telah Belasan Tahun Bersamanya

Di Sichuan, sebagian besar penambang menggunakan tenaga air untuk menjalankan peralatan komputer yang dirancang khusus yang digunakan dalam memverifikasi transaksi bitcoin dan hal itu menunjukkan tindakan keras itu berbasis lebih luas.

Komisi Pembangunan dan Reformasi Provinsi Sichuan, dan Biro Energi Sichuan mengeluarkan pemberitahuan bersama tertanggal Jumat, 18 Juni 2021, menuntut penutupan 26 proyek penambangan cryptocurrency yang telah dicurigai.

Menurut data yang dikumpulkan oleh University of Cambridge, Sichuan adalah provinsi penambangan bitcoin terbesar kedua di China.

Beberapa penambang memindahkan aktivitas mereka di sana pada musim hujan untuk memanfaatkan sumber daya tenaga airnya yang kaya.

Baca Juga: Abaikan China, Amerika Serikat Kirim 2,5 Juta Dosis Vaksin Moderna ke Taiwan

Pemberitahuan tersebut memerintahkan perusahaan listrik negara bagian di Sichuan untuk melakukan inspeksi dan melakukan koreksi, dan melaporkan hasilnya pada hari Jumat.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah