Presiden Prancis Emmanuel Macron Ditampar Wajahnya Oleh Seorang Pria Tak Dikenal Saat Lakukan Kunjungan

- 9 Juni 2021, 05:42 WIB
Viral, Video Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar pendemo
Viral, Video Presiden Prancis Emmanuel Macron ditampar pendemo /New York Post

PORTAL JOGJA - Seorang pria menampar wajah Presiden Emmanuel Macron pada hari Selasa 8 April 2021 saat berjalan-jalan di Prancis selatan.

Usai kejadian tersebut Macron kemudian mengatakan dia tidak mengkhawatirkan keselamatannya, dan tidak ada yang akan menghentikannya melanjutkan pekerjaannya, seperti dilansir dari Reuters.

Dalam sebuah video yang beredar di media sosial, Macron mengulurkan tangannya untuk menyapa seorang pria di antara kerumunan kecil warga yang berdiri di belakang pagar penghalang saat ia mengunjungi sebuah perguruan tinggi pelatihan profesional untuk industri perhotelan.

Baca Juga: Kereta Api di Pakistan Tabrakan, Korban Bertambah Jadi 56 Orang Tewas, Sistem KA Buruk

Pria yang mengenakan T-shirt khaki itu kemudian berteriak "Ganyang Macronia" ("A Bas La Macronie") dan menampar Macron di sisi kiri wajahnya.

Pria tersebut juga terdengar meneriakkan "Montjoie Saint Denis", seruan perang tentara Prancis ketika negara itu masih berbentuk negara monarki.

Dua petugas keamanan Macron kemudian langsung mengamankan pria itu, dan seorang lagi membawa Macron pergi. Video lain yang diposting di Twitter menunjukkan bahwa presiden Prancis tersebut, beberapa detik kemudian, kembali ke barisan warga dan kembali berjabat tangan.

Walikota setempat, Xavier Angeli, mengatakan kepada radio franceinfo bahwa Macron mendesak pasukan keamanannya untuk "tinggalkan dia, tinggalkan dia" saat pelaku tersebut ditahan.

Dua orang ditangkap dalam kejadian tersebut, kata seorang sumber di kepolisian kepada Reuters. Tidak jelas identitas pria yang menampar Macron, dan motif penamparan tersebut.

Slogan yang diteriakkan pria itu telah dikooptasi dalam beberapa tahun terakhir oleh kaum royalis dan orang-orang sayap kanan di Prancis, Fiametta Venner, seorang ilmuwan politik yang mempelajari ekstremis Prancis, mengatakan kepada penyiar BFMTV.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x