Network
PORTAL JOGJA – Gunung Nyiragongo di Republik Kongo yang tengah mengalami erupsi merupakan salah satu gunung berapi paling aktif dan paling berbahaya di dunia. Sebelum mengalami erupsi pada Sabtu 22 Mei 2021 malam, suasana telah mencekam.
Penduduk setempat melaporkan bau gas yang sangat menyengat dan langit berubah warna dipenuhi cahaya kemerahan.
Dilansir dari Al Jazeera, kepala Taman Nasional Virunga Emmanuel De Merode mengatakan telah meminta karyawan taman di beberapa bagian kota Goma untuk dievakuasi sebelum erupsi terjadi.
Baca Juga: Pfizer dan AstraZeneca Dinilai Sangat Efektif Melawan Varian Covid-19 India
"Situasinya memburuk," katanya yang kemudian meminta semua warga di dekat bandara untuk mengungsi tanpa penundaan. Di jalanan Goma, kepanikan menyebar dengan cepat.
Keberangkatan pertama pengungsi dari kota Goma menueur Emmauel De Merode terjadi bahkan sebelum konfirmasi resmi tentang letusan itu datang. Listrik padam di sebagian besar kota pada Sabtu malam. 'Kami tidak tahu apa yang harus dilakukan'
Penduduk Republik Kongo pun akhirnya mengungsi melintasi wilayah perbatasan negara Rwanda. Kementerian Rwanda yang Bertanggung Jawab atas Manajemen Darurat mengatakan, lebih dari 3.500 orang Kongo telah melintasi perbatasan. Media pemerintah Rwanda mengatakan mereka akan ditempatkan di sekolah dan tempat ibadah
Baca Juga: Jenazah Covid-19 Ditolak Warga, Terpaksa Dikremasi di Dalam Hutan
Dikabarkan pula, Presiden Felix Tshisekedi yang tengah melakukan perjalanan ke Eropa dilaporkan akan mempersingkat perjalanannya untuk kembali ke Kongo pada Minggu 23 Mei 2021 hari ini.
Sementara itu dari informasi melalui media sosial, tampak aliran lahar gunung Nyiragongo berhenti di kawasan perkotaan dan menjadi batuan yang masih mengepulkan uap panas. Tidak sedikit sumur dan rumah penduduk yang tertutup bebatuan dari Gunung Nyiragongo.***
