PORTAL JOGJA – Ribuan warga Republik Demokratik Kongo melarikan diri, mengungsi dengan membawa barang-barang milik mereka menyusul erupsi Gunung Nyiragongo yang terjadi pada Sabtu 22 Mei 2021.
Dilansir dari Al Jazeera, Gubernur Militer Provinsi Kivu Utara mengkonfirmasi, letusan gunung berapi Nyiragongo terjadi sekitar pukul 19.00 waktu setempat. Jenderal Constant Ndima pun mengimbau penduduk Kota Goma, yang berada di sisi selatan Gunung Nyiragongo dan pantai utara Danau Kivu, untuk tetap tenang.
Sebelumnya pada hari Sabtu, penduduk melaporkan bau belerang yang kuat di jalan-jalan kota timur dan cahaya merah memenuhi langit di atas kota. Meletusnya Gunung Nyiragonggo di Kongo membuat warga harus mengungsi demi keselamatan.
Baca Juga: Pfizer dan AstraZeneca Dinilai Sangat Efektif Melawan Varian Covid-19 India
Ahli vulkanologi yang berbasis di Goma Dario Tedesco mengatakan, lava awalnya mengalir ke timur menuju Rwanda. Tapi di malam hari, retakan baru dibuka di gunung berapi yang memungkinkan lava mengalir ke selatan menuju Goma.
Tedesco menyebutkan, erupsi tahun ini mirip dengan erupsi tahun 2002, dimana lahar Gubung Nyiragongo mengalir mengara ke pusat kota. “Mungkin berhenti sebelum atau berlanjut. Sulit untuk diramalkan, "katanya.
Pemerintah Kongo telah memerintahkan warga Kota Goma untuk mengungsi. "Rencana evakuasi untuk kota Goma telah diaktifkan," begitu tulis Menteri Komunikasi Patrick Muyaya melalui twitter pada Sabtu 23 Mei 2021 malam. “Pemerintah sedang mendiskusikan langkah-langkah mendesak yang harus diambil saat ini,” ungkapnya.
Baca Juga: Hongaria Hapus Pembatasan Covid-19 Termasuk Jam Malam, Perdana Menteri: Selamat Tinggal Masker
Lava dari Gunung Nyiragongo dilaporkan terus mengalir hingga mendekati bandara Goma. Menurut catatan, lLetusan terakhir Nyiragongo pada tahun 2002 menewaskan 250 orang dan menyebabkan 120.000 kehilangan tempat tinggal.***