Palestina Diserang, Ada Seruan Boikot Produk Israel Lawan Kekejaman Tentara, Ini Jenis Produknya

- 15 Mei 2021, 17:07 WIB
Komunitas Yahudi turut mendukung boikot BDS terhadap produk-produk yang mendukung pendudukan Israel di Palestina
Komunitas Yahudi turut mendukung boikot BDS terhadap produk-produk yang mendukung pendudukan Israel di Palestina /Bgus Kurniawan/Jewish Voice for Peace

PORTAL JOGJA - Aksi represif Israel terhadap penduduk Palestina membuat sejumlah organisasi mengemukakan ide untuk melakukan gerakan boikot, divestasi dan sanksi, yang disebut BDS terhadap produk Israel.

Gerakan BDS didukung ratusan serikat pekerja, jaringan pengungsi, organisasi perempuan, organisasi profesional, bahkan organisasi Yahudi untuk Kedamaian di seluruh dunia terhadap Israel yang lekukan serangan ke Palestina.

BDS mendesak lima hal untuk mengakhiri pendudukan Israel terhadap wilayah-wilayah yang ditempati penduduk Palestina dan dikembalikan kepada yang berhak.

Baca Juga: Perahu Wisata Tenggelam di Waduk Kedungombo Boyolali, 9 Orang Hilang

Baca Juga: Korban Tewas Palestina Terus Bertambah, Setidaknya 139 Tewas Pekan Ini, 950 Lainnya Terluka

Gerakan pertama adalah mendorong embargo militer terhadap Israel, terutama ketika saat ini pasukan Israel terlihat jelas melakukan kekerasan terhadap penduduk Palestina di Sheikh Jarrah dan masjid Al Aqsa.

Gerakan kedua adalah mendeklarasikan diri anda dan perusahaan untuk menjadi zona bebas apartheid.

Aksi yang dilakukan Israel dengan membedakan diri mereka dengan warga Palestina disebut sebagai bagian dari apartheid yang memiliki sistem untuk pemisahan ras, ras Israel dan ras Arab.

“Ada konsensus yang berkembang bahwa Israel sekarang, seperti Afrika Selatan di masa lalu, adalah negara apartheid yang harus dihadapi dengan sanksi yang ditargetkan, boikot dan divestasi,” ujar Omar Barghouti, salah satu pendiri gerakan BDS, mengatakan kepada Al Jazeera dan dikutip Portaljogja.com.

Baca Juga: Israel Bombardir Gaza Palestina Lewat Serangan Udara, Warga Mengungsi dan Bangunan Hancur

Gerakan ketiga adalah memboikot produk yang mendukung sistem apartheid Israel. Membeli produk tersebut disebut akan membantu ekonomi Israel dan BDS mengajak warga dunia untuk memilih dengan bijak ketika membeli produk yang menopang ekonomi Israel.

Beberapa perusahaan telah dengan jelas mendukung perluasan wilayah Israel dan terlibat meskipun tidak secara langsung dalam mendukung pelanggaran hak asasi manusia oleh Israel.

Perusahaan Hewlett-Packard alis HP yang bergerak dalam bidang teknologi informasi. Anda dapat melihat produk ini dalam bentuk laptop, komputer, printer, dan lainnya.

BDS menyebut HP terlibat dalam pendudukan Israel, kolonialisme oleh pemukim Israel dan rezim apartheid dengan menyediakan sistem komputerisasi bagi pemerintah Israel.

Termasuk menyediakan database terkomputerisasi dari otoritas kependudukan dan imigrasi Israel yang menjadi tulang punggung pemisahan rasial warga Palestina dan Israel.

Baca Juga: Ikatan Cinta Malam Ini: Andin Makin Manja Sama Al Semenjak Hamil, Elsa Takut Sama Ricky Hingga Pingsan

Memboikot produk HP dan divestasi HP atau mengurangi aset dengan merk HP telah dilakukan oleh 32 anggota kongregasi Kristen di AS pada tahun 2019.

Sebelumnya, Gereja Evangelical Lutheran(ELCA), Gereja Presbyterian dan beberapa gereja lainnya di AS juga telah melakukan divestasi produk HP.

PUMA, perusahaan yang bergerak di bidang olahraga mulai dari sepatu, bola, baju dan sebagainya adalah perusahaan yang beroperasi di daerah pemukiman ilegal yang direbut Israel dari Palestina.

Pendudukan militer Israel mengusir keluarga Palestina, termasuk anak-anak, dari rumah mereka untuk memberi jalan bagi permukiman ilegal tersebut.

Adanya pemukiman Israel yang berada di tanah-tanah Palestina dianggap kejahatan perang menurut hukum internasional.

Meskipun Puma dalam iklannya terlihat peduli terhadap kesetaraan, namun pendanaan yang digelontorkan perusahaan ini masuk ke dalam kantong-kantong yang menyetujui perampasan tanah ilegal oleh Israel.

Beberapa nama lainnya yang masuk ke dalam daftar BDS adalah Volvo, Barclays Bank, Alsto,Motorola Solutions, CEMEX, JCB, dan lainnya.

Baca Juga: Presiden Prancis Emmanuel Macron Serukan Perdamaian, Israel Berdalih Tak Serang Warga Gaza Tapi Militan Hamas

Menurut data PBB, perusahaan asuransi AXA yang berasal dari Perancis awalnya menginvestasikan dana hampir U$ 6 juta atau lebih dari Rp85 miliar di empat bank Israel yang mendanai pemukiman ilegal Israel.

Pada Juni 2020, Hentikan Bantuan AXA untuk Koalisi Apartheid Israel mengetahui bahwa AXA telah melipatgandakan investasinya di tiga bank Israel yang mencapai hampir U$7 juta atau hampir Rp1 miliar.

“Tanpa bank-bank ini, banyak proyek pemukiman ilegal Israel akan mengalami kesulitan untuk dilaksanakan,” ujar BDS yang menganggap keterlibatan investasi asuransi AXA menunjukkan keterlibatannya dalam program kolonisasi tanah Palestina dan sistem apartheid Israel.

Gerakan keempat adalah membatalkan semua event yang berlangsung di Israel, mulai dari even akademik, kebudayaan maupun olahraga.

Natalie Portman, aktris Hollywood keturunan Yahudi ini menolak penghargaan bergengsi Genesis Prize yang ditujukan bagi orang Yahudi atas pencapaian kesuksesan profesional di dunia pada tahun 2018.

Natalie Portman juga menolak untuk datang ke Israel akibat tidak setuju akibat kebijakan negara Benjamin Netanyahu itu.

Boikot terhadap acara musik dan seni di Israel juga telah dilakukan penyanyi Lorde, Carlos Santana, dan Elvis Costello.

Gerakan kelima adalah ajakan untuk ikut serta dalam gerakan kampanye BDS.

Meski pendudukan Israel di Palestina terjadi lebih dari 70 tahun, gelombang dukungan terhadap Palestina dianggap baru meluas belakangan ini.

“Yang berbeda dengan babak terbaru kebrutalan Israel ini adalah curahan dukungan untuk hak-hak Palestina dan BDS dari selebriti dari Hollywood hingga Bollywood, ikon budaya, tokoh sepak bola utama di Inggris dan dunia Arab, [dan] Black Lives Matter in Inggris,” ujar Barghouti mewakili BDS.

“Merupakan kewajiban etis bagi setiap orang yang mendukung keadilan, kebebasan dan persamaan hak untuk bersuara tentang Palestina dan yang terpenting, bertindak untuk mengakhiri keterlibatan negara mereka, institusi mereka, dewan kota atau organisasi mereka dalam kejahatan Israel terhadap Palestina,” lanjut Barghouti.

Pendukung BDS menghadapi tuduhan anti-semitisme atau anti-Yahudi karena menolak Israel. Padahal Israel dan Yahudi adalah dua entitas berbeda.

Kampanye dukungan terhadap BDS juga dilakukan oleh beberapa komunitas Yahudi yang tidak setuju adanya pendudukan Israel terhadap Palestina.

Salah satunya adalah Jewish Voice for Peace atau Suara Yahudi untuk Perdamaian, sebuah organisasi nirlaba yang bekerja untuk mengakhiri pendudukan Israel di Tepi Barat, Jalur Gaza, dan Yerusalem Timur.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Sabtu 15 Mei 2021, Elsa Tinggalkan Reyna di Mal, Al Marah dan Ngomong Keceplosan

Sonya Meyerson-Knox, manajer komunikasi Jewish Voice for Peace di AS, mengatakan bahwa tindakan Israel didukung oleh U$3,8 miliar atau lebih dari Rp54 triliun dana militer tahunan dari pemerintah AS,

“Kami memiliki hak untuk mendukung gerakan BDS, terutama mengingat bagaimana pajak kami dibelanjakan,” kata Meyerson-Knox.

“Ini(BDS) adalah taktik teruji dan benar yang telah digunakan oleh gerakan hak-hak sipil di seluruh dunia selama bertahun-tahun dan kami memiliki banyak alasan untuk percaya bahwa hasil yang sama akan berhasil untuk Palestina,” tegasnya sembari mengingatkan bahwa tradisi Yahudi menyatakan membunuh satu orang berarti memusnahkan seluruh dunia dan pemerintah Israel menyangkal kematian yang ditimbulkannya di Palestina.***

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Aljazeera


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah