Duka Keluarga Korban Penembakan di Atlanta: Salah Satunya Sebatang Kara, Mengumpulkan Uang Lewat GoFundMe

- 20 Maret 2021, 11:28 WIB
ilustrasi korban penembakan di Atlanta ternya kini hidup sebatang kara.
ilustrasi korban penembakan di Atlanta ternya kini hidup sebatang kara. /Mike Labrum/Unsplash/

PORTAL JOGJA - Duka, air mata dan kemarahan mengiringi keluarga korban dan mereka yang berduka akibat adanya serangkaian penembakan di beberapa Spa di Atlanta, Georgia 16 Maret 2021 lalu.

Delapan korban meninggal, 6 diantaranya adalah keturunan Asia.

Salah satunya adalah seorang orang tua tunggal, Hyun Jung Kim yang meninggalkan dua orang anak. Putra sulungnya adalah Randy Park. Mereka hanya tinggal bertiga di Atlanta. Kini hanya Randy dan adiknya.

Baca Juga: 6 Perempuan Keturunan Asia Terbunuh dalam Penembakan di Atlanta, Total Korban Meninggal 8 Orang

“Dia adalah seorang ibu tunggal yang mengabdikan seluruh hidupnya untuk menafkahi saudara laki-laki saya dan saya,” tulis Randy Park pada laman donasi GoFundMe.

Park menuliskan permohonan donasi pada laman GoFundMe, berharap netizen dapat membantu dia dan adiknya setidaknya untuk memenuhi kebutuhan hidup seperti makanan, tagihan, sewa rumah, dan beberapa biaya mendasar lainnya. Harapannya, donasi dapat mencapai US$ 20 ribu.

“Meskipun saya ingin berduka dan memproses kenyataan bahwa dia telah pergi, saya memiliki seorang adik laki-laki yang harus diurus dan masalah yang harus diselesaikan sebagai akibat dari tragedi ini. Terus terang, saya tidak punya waktu untuk berduka lama. Saya perlu memikirkan situasi kehidupan saya dan saudara lelaki saya untuk beberapa bulan ke depan, mungkin setahun,” tulis Park.

Baca Juga: Ketegaran Hati Anang Hermansyah Luruh Saat Beri Wejangan Untuk Aurel

Untungnya tidak dalam waktu lama, belum sampai 24 jam, hingga 20 Maret 2021 ini telah terkumpul lebih dari US$1,8 juta atau kira-kira sekitar RP26 miliar lebih.

“Terus terang, saya tidak percaya kalian ada. Orang yang mungkin tidak akan pernah saya temui, dengar, atau ucapkan terima kasih. Saya tidak tahu bagaimana kata yang saya tulis di sini bisa menyampaikan betapa bersyukur dan diberkatinya saya menerima banyak dukungan ini,” tulis Park lagi.

Xiaojie Tan, 49 tahun pemilik Young’s Asian Massage, turut meninggal dalam serangan tersebut. Emily, sebutan akrabnya, menikah dengan Michael Webb dan memiliki seorang anak, Jami Webb, kini 29 tahun. Meskipun Emily dan Michael telah berpisah, hubungan mereka tetap terjalin.

Baca Juga: Harga Emas Antam dan UBS di Akhir Pelan di Pegadaian Hari Ini Sabtu 20 Maret 2021

Jami dan Michael hadir dalam peringatan darurat yang diadakan di depan Young’s Asian Massage untuk mengenang korban aksi penembakan minggu ini di tiga spa di area Atlanta.

Selain keluarga korban, Kebanyakan dari mereka yang datang dan berdoa di depan bunga, menyalakan lilin dan tanda-tanda yang mengutuk rasisme dan kekerasan, tidak mengenal kedelapan korban tersebut.

“Jika saya menemukan seseorang yang baik, saya akan tetap bersama mereka. Emily adalah salah satu dari orang-orang itu,” ujar Greg Hynson, teman dekat Xiaojie ‘Emily’ Tan .

Baca Juga: Akhirnya Tim Bulu Tangkis Indonesia Bisa Pulang Lebih Awal Setelah Dipaksa Mundur dari All England 2021

Hynson bertemu Tan enam tahun lalu di spa tersebut. Mantan atlet angkat beban kompetitif itu mencari pijatan untuk punggungnya yang sakit. Hubungan mereka berlanjut setelah itu. “Emily adalah seorang pebisnis wanita yang cerdas dan pekerja keras,” ujar Hynson.

Tan akan berusia 50 tahun minggu ini. Dia dan putrinya Jami Webb sudah merencanakan perayaan berdua hanya dengan kue kesukaan ibunya nanti. Namun harapan itu pupus.

Selain 6 perempuan Asia, korban penembakan oleh tersangka penembakan Robert Aaron Long, 21 tahun ada 2 orang lagi, satu laki-laki berkulit putih dan satu perempuan keturunan Mexico.

“Dia memiliki hati EMAS. Dia tidak peduli dengan ras, warna kulit, atau agama Anda. Jika Anda membutuhkan bantuan, dia ada di sana,” tulis Cristy Lynn McGouirk di Facebook mengenai Delaina Ashley Yaun Gonzalez, salah satu korban penembakan di Young’s Asian Massage.

Ternyata ibu satu anak ini pergi untuk bersantai bersama suaminya, Mario, untuk ‘malam kencan’. “Mereka sedang kencan malam, dan hanya ingin bersantai. Dalam sekejap, dia diambil darinya. Mario benar-benar hancur kehilangannya,” tulis McGouirk.

Tersangka, warga Atlanta berusia 21 tahun Robert Aaron Long, telah dipenjara atas tuduhan membunuh delapan orang, enam di antaranya adalah wanita keturunan Asia.

Sebuah tempat peringatan darurat didirikan di luar Young’s Asian Massage dan dua spa lainnya di Atlanta, mirip dengan ratusan lainnya yang bermunculan di seluruh Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir untuk menghormati para korban kekerasan senjata di negara itu.

Kuil Atlanta juga menjadi tempat untuk memberi penghormatan kepada para korban adanya lonjakan kekerasan anti-Asia di seluruh negeri. Pelecehan yang telah terjadi dan selama ini telah diabaikan pihak berwajib hingga adanya peristiwa penembakan, 16 Maret 2021 lalu.

“Saya pindah ke Amerika karena itu adalah mercusuar harapan bagi dunia. Saya suka China dan Amerika, tapi ini gila,” ungkap Tracey Xu, salah seorang keturunan China yang tinggal di AS.

Xu mengatakan dia telah merasakan adanya kebencian rasial terhadap orang Asia sejak dia pindah ke negara itu, tetapi tidak pernah seperti sekarang. “Sekarang semuanya terbuka, orang-orang menjadi berani,” kata Xu yang juga hadir menghormati korban penembakan di Atlanta.

Xu merasa memburuknya tindakan anti-Asia itu dengan adanya komentar dari mantan Presiden Donald Trump ketika masih menjabat sebagai presiden AS yang melabeli virus Covid-19 sebagai virus China.

“Banyak orang Asia tidak lagi merasa aman di sini. Saya tidak merasa aman, tidak seperti sebelumnya,” ucap Xu. ***

Editor: Andreas Desca Budi Gunawan

Sumber: REUTERS


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah