Baca Juga: Wah! Gempita Ultah ke-6, Gading Marten Hadiahi Mainan Ini
"Animasi ini, yang disebut Ground Motion Visualization (GMV), menunjukkan gerakan tanah seperti yang terdeteksi pada seismometer di seluruh Amerika Utara - setiap titik adalah stasiun seismik dan ketika tanah bergerak ke atas, akan berubah menjadi merah dan ketika bergerak ke bawah berubah menjadi biru," ungkap IRIS Earthquake Sci.
IRIS Earthquake juga menyampaikan jika gelombang yang ditimbulkan akibat gempa itu layaknya sebuah riak air dalam kolam. Semakin jauh dari pusatnya akan semakin kecil gelombang yang dirasakan.
"Gelombang yang ditimbulkan oleh gempa bumi bergerak mengelilingi dan melalui bumi, tetapi gelombang tersebut menjadi lebih kecil (menipis) saat mereka menjauh dari lokasi gempa, seperti riak di kolam," katanya.
Baca Juga: Penampakan Wedhus Gembel Gunung Merapi, Jarak Luncuran Awan Panas 1,5 Km
Lebih lanjut diungkapkan oleh IRIS Earthquake, begitu jarak gelombang gempa cukup jauh dari lokasi gempa terjadi maka tidak lagi dirasakan oleh masyarakat, namun masih bisa dideteksi oleh instrumen seismik yang sensitif.
"Itulah yang ditunjukkan oleh animasi ini - gelombang dari gempa 6,2 magnitudo yang merambat baik melalui bumi maupun di permukaan bumi. Di benua Amerika, gempa gelombangnya terlalu kecil untuk dirasakan tetapi tidak terlalu kecil untuk diukur," jelasnya.
Cuplikan dari video visualisasi yang dikeluarkan oleh IRIS Earthquake Sci dapat dilihat di tautan ini.
Watch the waves from the M6.2 Sulawesi earthquake roll across seismic stations in North America. https://t.co/wmplSjsLBy pic.twitter.com/CxoC0nQZ9X— IRIS Earthquake Sci (@IRIS_EPO) January 15, 2021
***