Dokumen Bocor di Wuhan, Sebut Virus Corona Ditemukan Sebelum Pemerintah China Umumkan

- 12 Januari 2021, 08:19 WIB
Ilustrasi Virus Corona.
Ilustrasi Virus Corona. /- Foto : pixabay

PORTAL JOGJA - Virus corona pertama kali muncul di wilayah Wuhan China pada tahun 2019 lalu. Sebuah dokumen rumah sakit (RS) di Wuhan bocor.

Apa isi dokumen rumah sakit di Wuhan yang bocor itu terkait kasus virus corona? Dokumen itu menggegerkan dunia medis hingga pemerintah China.

Dokumen rumah rumah sakit di Wuhan yang bocor menyeebut soal la[oran kasus virus corona yang muncul di kota itu.

Baca Juga: Tim SAR TNI AL : Sinyal Pancaran Kotak Hitam Sudah Menjurus Ke Satu Lokasi

Baca Juga: Pencarian Sriwijaya Air SJ 182 Diperluas hingga Perairan di Bekasi Jawa Barat

Dokumen rumah sakit yang bocor di Wuhan tersebut mengungkap soal munculnya kasus virus corona. Dalam dokumen itu dilaporkan setidaknya 3 bulan sebelum pemerintah China mengetahui adanya kasus covid-19 sudah ada laporan kasus

Catatan medis di Kota Wuhan mengungkapkan ada pasien yang memiliki gejala pneumonia baru dan belum ditemukan kasus serupa sebelumnya.

Sebanyak 8 orang yang sedang dirawat di rumah sakit antara akhir September dan awal Desember 2019 lalu.

Dalam dokumen yang bocor diungkapkan bahwa 40 pasien dirawat dengan gejala penyakit yang tidak ditemukan sebelumnya. Dokumen itu melaporkan pasien yang mengalami gejala seperti pneumonia yang memiliki gejala yang mirip dengan Covid-19.

Baca Juga: Manchester United akan Bertemu Liverpool di Babak Keempat Piala FA, Berikut Hasil Lengkapnya

Baca Juga: Lirik dan Chord Lagu Glenn Fredly - Januari

Sebagaimana diberitakan Pikiran-Rakyat.com dalam artikel berjudul "Dokumen RS Wuhan Bocor, Ungkap Fakta Mengejutkan Soal Virus Corona di China" pada 11 Januari 2021.

Dalam dokumen yang bocor itu berdasarkan jumlah tersebut setidaknya ada 8 orang yang dinyatakan meninggal dunia .

Jika hal tersebut seperti yang diyakini oleh para ahli, ini adalah kasus awal virus corona maka itu akan bertentangan dengan akun resmi pemerintah China tentang kapan penyakit itu dimulai.

Ceijing menyatakan bahwa 'sekelompok kasus pneumonia yang tidak diketahui penyebabnya' pertama kali muncul pada 31 Desember 2019 di Wuhan.

Baca Juga:  Suami Penyanyi Nindy Ayunda Diciduk Polisi, Diduga Terkait Kasus Penyalahgunaan Narkoba

Pemerintah China secara resmi menyatakan penyakit itu sebagai wabah virus corona baru kepada Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 9 Januari 2020 lalu.

Namun, dalam dokumen RS yang bocor tersebut menunjukkan jika wabah itu dimulai paling cepat pada 25 September 2019 lalu atau 3 bulan sebeum emerintah Chine secara resmi mengumumkan.

Dengan bocornya dokumen tersebut, para kritikus menyoroti sikap pemerintah China.

Mereka menilai seandainya pihak berwenang China menanggapi dengan cepat, pandemi global yang telah menewaskan 1,9 juta orang itu mungkin bisa dicegah.

Baca Juga: Pasar Saham Hari ini : Laju Pertumbuhan IHSG Melambung Jelang Vaksinasi Covid-19

Dokumen tersebut diperoleh oleh media Epoch Times, mereka menunjukkan bahwa pasien pertama yang dirawat karena pneumonia baru yang tidak dapat dijelaskan di RS Puren Riverside Wuhan adalah seseorang yang bernama Xiao Xgui, satu dari sepuluh orang yang dirawat di sana hingga awal Desember 2019.

Rumah sakit umum lainnya, Wuhan Yaxin, merawat sepuluh pasien dengan pneumonia serupa, yang kebanyakan terjadi pada Oktober 2019 lalu.

Kemudian di RS keenam di Wuhan, salah satu fasilitas medis utama mencatat 5 kematian akibat penyakit pneumonia baru, dengan 3 orang meninggal pada November dan awal Desember 2019 lalu.

Baca Juga: Masa Pahit Awal Karir Thomas Djorghi, Jalan Kaki Berkilo-kilometer Hingga Tidur di Emperan Toko

Satu pasien, Xu Xgan, jatuh sakit pada 1 Oktober dan meninggal pada 3 November 2019 lalu, berdasarkan dokumen yang bocor tersebut.

Ia pertama kali dirawat di Rumah Sakit Pusat Wuhan dengan penanganan diberi perawatan anti-infeksi, sebelum di rujuk ke RS lainnya.

Rumah Sakit Pengobatan Tradisional Cina Wuhan, di Distrik Hankou, juga melaporkan tiga kematian pasien akibat pneumonia serupa yang tidak dapat dijelaskan pada Oktober dan November 2019. Rumah Sakit Kedelapan kota itu juga mencatat kasus pada periode yang sama.

Dikabarkan Daily Mail, pihak Epoch Time yang merupakan surat kabar kontroversial yang sangat kritis terhadap rezim Tiongkok, tidak memberikan komentar apapun terkait pembocoran dokumen tersebut.

Baca Juga: Penyebar Berita Hoax Tragedi Sriwijaya Air Bakal Dijerat dengan Pasal Berlapis

Namun, para ahli yang telah mempelajari file tersebut mengatakan jika dokumen itu tampak asli.

Gilles Demaneuf, seorang ilmuwan data Prancis yang bekerja dengan kelompok yang menyelidiki asal-usul Covid-19, mengatakan bahwa 'temuan Epoch Times dapat dipercaya'.

"Kasus yang dicurigai (Covid-19) tidak berarti kasus yang dikonfirmasi, dan tidak boleh ditafsirkan seperti itu", ujarnya menambahkan.

Media South China Morning sebelumnya juga menerbitkan penyelidikan serupa pada tahun 2020, mereka menuliskan telah memperoleh catatan medis yang menunjukkan pasien jatuh sakit karena virus pada November 2019 lalu.

Baca Juga: Hari Pertama PPKM Tambah 8.692 Kasus Baru. Presiden Minta Masyarakat Disiplin Prokes

Dikatakan sembilan kasus yakni empat pria dan lima wanita berusia antara 39 dan 79, jatuh sakit dengan penyakit yang mirip dengan Covid-19 di dan sekitar Wuhan.***(Pikiran-Rakyat.com/Rahmi Nurfajriani)

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Pikiran-Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah