Temuan Ilmuwan Tiongkok, Ada Partikel Penyebab Covid-19 Orang Tanpa Gejala

14 Juli 2020, 08:32 WIB
ILUSTRASI virus corona.* /pixabay

PPORTAL JOGJA - Para ilmuwan di Tiongkok melakukan penelitian terhadap orang tanpa gejala (OTG) yang terinfeksi virus corona (Covid-19).

Menurut para ilmuwan, ada kemungkinan bahwa Covid-19 menghasilkan partikel-patikel yang rusak sehingga dapat menyebabkan OTG.

Dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman South China Morning Post, mereka juga mengatakan, sekitar 20 persen kasus Covid-19 di dunia berasal dari pasien OTG.

Baca Juga: Peneliti Sebut Corona akan jadi 'Flu Biasa'

Mereka khawatir jika para pasien OTG mempunyai keterlibatan yang besar dalam penyebaran secara 'diam-diam' di seluruh dunia.

Laporan dari penelitian tersebut melaporkan, seorang pasien di Kota Chongqing, Tiongkok dinyatakan positif dan dirawat selama 45 hari tanpa ada gejala.

Hingga kini, belum diketahui mengapa pasien tersebut tidak menunjukkan gejala Covid-19.

Baca Juga: Cara Gunakan Zoom Meeting untuk Belajar di Rumah

Namun, laporan penelitian tersebut menuliskan, kasus-kasus pasien OTG tidak perlu mendapatkan perhatian yang berlebih.

Penelitian tersebut dipimpin oleh Profesor Li Lanjuan dari State Key Laboratorium dan juga diikuti oleh ilmuwan dari Perawatan Penyakit Menular di Universitas Zhejiang, Tiongkok.

Mereka menemukan bahwa sel yang terinfeksi oleh Covid-19 dapat melepaskan partikel-partikel baru dengan jumlah besar.

Baca Juga: Sungai Radda di Luwu Utara Meluap, Jalan Trans Sulawesi Lumpuh

Partikel-partikel tersebut memiliki gen Covid-19 yang tidak lengkap dan tidak terbungkus dalam membran pelindung.

Beberapa dari partikel-partikel itu juga terlihat lebih kecil dari virus normal dan memiliki bentuk yang tidak beraturan.

Li menduga hal tersebut sebagai DIP, atau partikel-partikel pengganggu yang rusak.

Menurut Li, DIP adalah mutasi yang tidak sempurna dari Covid-19 saat mereka sedang bereplikasi.

Baca Juga: Virus Corona Datang, Penjualan Rumah KPR di Kulon Progo Macet

Li menuturkan, Covid-19 menyimpan gennya dalam asam ribonukleat yang rentan terhadap kesalahan replikasi, seperti hilangnya gen-gen pada protein.

Dirinya kemudian menegaskan, partikel-partikel tersebut dapat menjadi salah satu alasan adanya pasien OTG pada tingkat molekuler.

Beberapa ilmuwan yang ikut andil dalam penelitian tersebut juga berpendapat bahwa pasien OTG berkemungkinan menjadi penyebab awal peningkatan kasus Covid-19 di beberapa negara.

Baca Juga: Ngobrol dengan Deddy Corbuzier, Ahmad Dhani Bilang Sahabatnya Gus Dur

Kendati demikian, pada April 2020 lalu, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menegaskan bahwa pasien OTG tidak berpotensi menyebarkan Covid-19.

Seorang ahli epidemiologi di Akademi Ilmu Pengetahuan Tiongkok mengatakan, penelitian yang dipimpin oleh Li tersebut dapat membantu WHO dalam mengatasi pandemi Covid-19.

"Penemuan baru ini dapat membuat WHO menyelamatkan diri dari air panas, dan membantu mereka dalam pandemi ini" ujar ahli epidemiologi yang tidak ingin disebutkan namanya.

Baca Juga: Ini Cara Download dan Simpan Status WA Teman di Whatsapp

Pada laporan penelitian tersebut, Li menyebut bahwa ada beberapa virus yang terkait dengan partikel.

Meskipun begitu, Li masih belum bisa menyimpulkan apakah mereka dapat menyebabkan pasian-pasian OTG atau tidak. ****

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Pikiran-Rakyat.com South China Morning Post

Tags

Terkini

Terpopuler