PBB Tangguhkan Keanggotaan Rusia di Dewan HAM Terkait Kasus Pembantaian di Bucha Ukraina

8 April 2022, 01:21 WIB
Seorang laki-laki berdiri di antara makam korban sipil di Bucha. /Reuters/Vladislav Musiienko/

PORTAL JOGJA - Majelis Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menangguhkan keanggotaan Rusia di Dewan Hak Asasi Manusia PBB, pada Kamis (7/4). Hal iu sbagai akibat kasus pembantaian di Bucha Ukraina yang dianggap sebagai pelanggaran berat.

Keputusan untuk menangguhkan keanggotaan Rusia itu tak lepas dari desakan dari Amerika Serikat (AS) terkait pembantaian terhadap warga sipil di Bucha, Ukraina.

Mereka menuduh pembantaian dilakukan oleh pasukan Rusia. Namun, tuduhan pembantaian itu dibantah Rusia dengan menyatakan sebagai bentuk provkasi negara Barat

Upaya yang dilakukan AS itu justru yang membuahkan hasil. Mereka mendapatkan dukungan sebanyak 93 suara.

Baca Juga: Parlemen Rusia Tuduh Pembantaian di Bucha Ukraina Sandiwara Barat, Negara Eropa Mulai Usir Diplomat Moskow

Hanya 24 negara yang tak mendukung upaya AS itu. Sementara 58 negara anggota lainnya memilih abstain. Dua pertiga suara itu cukup untuk menangguhkan Rusia dari anggota dewan HAM PBB.

Seorang diplomat Dewan HAM PBB menyebut dengan penangguhan keanggotaan ini, Rusia akan dilarang berbicara dan memberikan suara di forum, meskipun nantinya para diplomatnya masih bisa menghadiri pertemuan.

"Mereka mungkin masih akan mencoba mempengaruhi Dewan melalui proxy," kata pejabat itu seperti dikutip dari Reuters, Kamis (7/4).

Rusia berada di tahun kedua dari masa jabatan tiga tahun di Dewan HAM PBB yang berbasis di Jenewa. Mereka sebenarnya menjadi salah satu anggota Dewan HAM yang paling vokal.

Baca Juga: Terungkap! Ini Alasan Marshel Widianto Beli Konten Video Porno Dea OnlyFans

Itu adalah resolusi ketiga yang diadopsi oleh Majelis Umum beranggotakan 193 orang sejak Rusia menginvasi negara tetangga Ukraina pada 24 Februari. Dua resolusi Majelis Umum sebelumnya yang mencela Rusia diadopsi dengan 141 dan 140 suara mendukung.

Resolusi yang diadopsi pada hari Kamis mengungkapkan "keprihatinan besar pada hak asasi manusia yang sedang berlangsung dan krisis kemanusiaan di Ukraina," terutama pada laporan pelanggaran HAM oleh Rusia.***

 

 

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Reuters

Tags

Terkini

Terpopuler