Baca Juga: Aktor Laga Dwayne Johnson 'The Rock' Cedera, Unggah Foto Saat Jalani Terapi Akunputur
Beth di panti asuhan berteman dengan penjaga gedung, Mr. Shaibel, dan sering main di ruangannya. Meski awalnya merasa terganggu, Mr. Shaibel iseng mengajari Beth bermain catur. Ajaibnya, Beth memahami pola permainan catur dengan cepat hingga menarik perhatian klub catur di SMA setempat. Beth mengalahkan semua pemain catur di sana.
Cerita beranjak kemudian Beth diadopsi oleh seorang ibu, Alma, yang ternyata suka mengkonsumsi obat penenang dan alkohol. Beth dan Alma memiliki hubungan unik.
Ketertarikan yang kuat terhadap olahraga catur dan ingin memiliki uang sendiri membuat Beth mengikuti kompetisi catur, dan menang.
Kekuatan Beth dalam memvisualisasikan pion-pion catur membuatnya dapat memprediksi langkah lawannya. Ia bahkan dapat membayangkan pergerakan pion catur tergantung di langit-langit kamarnya.
Baca Juga: 10 Manfaat Permainan Puzzle untuk Anak-anak
Kemampuan ini diperkuat dengan konsumsi obat penenang dan alkohol.
Awalnya, Beth dianggap hanya pemanis dalam pertandingan, namun kemenangannya berkali-kali membuat Beth menjadi lawan yang sangat diperhitungkan. Ia pun meruntuhkan dominasi laki-laki dalam catur.
Kehidupan Beth dari usia 7 tahun hingga dewasa ini memang sangat menarik. Setelah dewasa, pergulatannya untuk meraih kemenangan berpacu dengan kecanduan dan masalah emosionalnya terlihat cukup nyata. Tak heran Anya Taylor-Joy membawa pulang piala Golden Globe.
“Kepada para pemain dan kru, merupakan suatu kehormatan untuk membangun dunia ini bersama kalian. Terima kasih atas senyuman, air mata, dan pertumbuhannya. Dan untuk ANDA(pemirsa) TERIMA KASIH! Betapa indahnya berbagi cerita,” tulis Anya Taylor-Joy dalam laman instagramnya seusai syuting terakhir The Queen's Gambit.***