PORTAL JOGJA - Perdagangan emas dunia masih belum menunjukkan tren positif hingga penghujung akhir buan Maret ini. Emas tergelincir hampir dua persen pada akhir perdagangan Selasa (Rabu 31 Maret 2021 pagi WIB).
Harga emas terhempas di bawah level psikologis 1.700 dolar. Penyebabnya, karena penguatan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah Amerika Serikat (AS) yang lebih tinggi, serta harapan pemulihan ekonomi AS yang lebih cepat sehingga mengurangi permintaan emas dunia.
Baca Juga: Beberapa Moment Bahagia Zaskia Sungkar dan Irwansyah Pada Persalinan Anak Pertama
Baca Juga: Fakta Menarik Wyatt Russell 'Captain America Baru' di Serial The Falcon and The Winter Soldier
Sebagaimana dilansir ANTARA hari ini Rabu 31 Maret 2021, sehari sebelumnya, Senin (29/3/2021), emas berjangka juga terpuruk 20,10 dolar AS atau 1,16 persen menjadi 1.712,20 dolar AS. Emas berjangka terangkat 7,2 dolar AS atau 0,42 persen menjadi 1.732,30 dolar AS pada Jumat (26/3/2021), setelah merosot 8,1 dolar AS atau 0,47 persen menjadi 1.725,10 dolar AS pada Kamis (25/3/2021).
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Juni di divisi COMEX New York Exchange, anjlok 28,6 dolar AS atau 1,67 persen menjadi ditutup pada 1.686 dolar AS per ounce, setelah menyentuh terendah sesi di 1.678,80 dolar. Ini pertama kalinya emas COMEX kembali level 1.600 dolar AS sejak 12 Maret dan merupakan penurunan satu hari terbesar sejak 26 Februari.
Baca Juga: Xiaomi Rilis Redmi Note 10, Ponsel Harga Rp2,3 jutaan Layar AMOLED, Ini Spesifikasinya
Baca Juga: PSM Makassar dan Persija Jakarta ada di Jadwal Acara TV Indosiar, Rabu 31 Maret 2021
lembaga riset swasta Conference Board melaporkan bahwa indeks kepercayaan konsumen terangkat menjadi 109,7 pada Maret, naik dari 90,4 pada Februari.
Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10-tahun yang dijadikan sebagai acuan melonjak ke tingkat tertinggi14 bulan, didukung oleh harapan pertumbuhan dan inflasi yang lebih kuat menjelang rencana infrastruktur bernilai jutaan dolar oleh Presiden AS Joe Biden.