Pareden gunungan yang kemudian dibagikan tersebut berupa rengginang dan tlapukan bintang yang memiliki lima warna yaitu hitam, putih, merah, hijau mengisyaratkan serta kuning. Warna-warna tersebut diketahui sangat lekat keterkaitannya dengan kearifan Jawa.
Baca Juga: Pandemi Covid-19, Kraton Yogyakarta Tiadakan Grebeg Maulud
Pembagian upa rambe gunungan yang dilakukan tanpa 'rayahan' ini sebenarnya sejalan dengan konsep awal berupa nyadhong atau menunggu giliran untuk mendapatkannya. Hal ini menjadi perlambang kesabaran manusia.
"Cara membawa dan memberikan ubarampe pareden gunungan adalah dengan diemban sebagai wujud penghormatan karena ubarampe adalah sedekah raja. Merupakan wujud hormat dan sopan santun karena Utusan Dalam mengemban amanah untuk membagikan," ujar Carik Kawedanan Widya Budaya, KRT Widyacandra Ismayaningrat atau Kanjeng Candra, sebagaimana dikutip dari situs resmi Pemprov DIY pada 9 April 2024.***