Tiga Pengusaha Muda Sleman Terpilih Sebagai Finalis Young Ambassador Agriculture 2023 Kementan RI

- 6 Mei 2023, 09:38 WIB
Tiga Pengusaha Muda Sleman Terpilih Sebagai Finalis Young Ambassador Agriculture 2023 Kementan RI
Tiga Pengusaha Muda Sleman Terpilih Sebagai Finalis Young Ambassador Agriculture 2023 Kementan RI /Istimewa /

PORTAL JOGJA - Kabupaten Sleman boleh berbangga. Pasalnya, 3 warganya yaitu Janu Muhammad, Isnaini Baroroh, dan Jamaluddin Nur Ridho berhasil lolos sebagai finalis 50 besar Young Ambassador Agriculture 2023. Mereka bertiga adalah pengusaha muda bidang pertanian yang tidak hanya sukses berbisnis tetapi juga berkomitmen untuk mengembangkan agrosociopreneur.

Grand Final Young Ambasador Agriculture 2023 dilaksanakan di IPB International Convetion Center (IPB ICC) pada Selasa (2/5/2023) sampai dengan Kamis (5/5/2023) dan diikuti 70 nominee/finalis. Kegiatan ini sendiri diinisiasi oleh Program Youth Entrepreneurship and Employment Support Services dari Badan Penyuluhan dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Pertanian (BPPSDMP) Kementan RI. Sebelumnya telah dilakukan beberapa tahapan seleksi, dimulai dari tahap seleksi portofolio dan administrasi dari 1.050 peserta menjadi 90 peserta yang mengikuti Bootcamp di Depok pada 23 hingga 28 Februari 2023 lalu.

Janu Muhammad merupakan seorang pengusaha sayur online dengan platform “Sayur Sleman” yang memasarkan berbagai sayur, buah, dan lauk secara online melalui instagram @sayursleman.id dan WhatsApp bersama istrinya. Menurut lelaki lulusan Universitas of Birmingham ini, Sayur Sleman merupakan sebuah usaha sosial bidang pertanian karena memiliki beberapa program yaitu Sayur Sleman Berbagi, Sayur Sleman Bertani dan Sayur Sleman Academy.

"Pangan adalah kebutuhan tiap hari sehingga pasti selalu ada permintaan, Sebagian generasi muda masih enggan mengembangkan sektor pertanian, padahal potensinya besar,” ungkapnya, Jumat (6/5/2023)

Baca Juga: Bupati Sleman Dukung Kebangkitan Industri Pernikahan Pasca Pandemi

Janu juga kerap mengisi berbagi pelatihan agribisnis bagi petani milenial maupun kelompok tani. Meskipun bukan lulusan sarjana pertanian, Janu membuktikan bahwa kemauan untuk belajar, inovasi, kerja keras, kolaborasi, dan kekuatan doa turut mengantarkan dirinya untuk terus bisa bermanfaat.

Lain lagi kisah Isnaini Baroroh, wanita 32 tahun yang kini sukses jadi pebisnis sukulen dan kaktus. Menurutnya bisnis tanaman hias tiada matinya. Tanaman hias dedaunan maupun bunga-bunga selalu jadi tren di kalangan pecintanya. Begitu pula tanaman sukulen dan kaktus. Dia menilai peluang budi daya kaktus sekulen lebih besar di DIY. Sebab, masih minim pembudidaya kaktus di Kota Gudeg ini.
Dari usaha budi daya menjual kaktus, souvenir kaktus hinga home decor, Isna mampu mengantongi omzet per bulan Rp 25 juta hinga Rp 75 juta. Bukan sekadar budi daya dan menjual, ia juga terbuka membagi ilmunya. Dia juga membuka konsultasi gratis seputar perawatan kaktus.

“Tinggal WA saja. Saya terbuka,” tutur wanita bergelar Sarjana Komputer ini. Tak pelit ilmu, dia pun sampai dijuluki konsultan kaktus sarjana kompos.

Sementara itu, Jamaluddin Nur Ridho terinspirasi bisnis budidaya jamur dari orangtuanya. Di bawah naungan nama Jamal Farming, ia sudah melebarkan sayapnya ke usaha tanaman hias, pembibitan, hingga penyediaan media tanam.

Menurut pemuda 20 tahun ini, para milenial harus berani merintis bisnis sejak dini, selain itu mengikuti perkembangan jaman dan teknologi serta kemampuan membangun jejaring merupakan factor sukses berwirausaha. Jamal juga meyakinkan para peserta kegiatan bahwa pertanian itu sangat luas dan sangat menjanjikan, menjadi petani muda itu keren dan harus keren dalam berinovasi dan berpikir.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah