Penanaman Pancasila Cenderung Memaksa, Demokrasi Menjurus Kebebasan Tak Hargai Perbedaan

- 16 Juli 2020, 07:04 WIB
Diskusi tentang Pancasila yang menghadirkan  Brotoseno dan Afnan Hadikusumo.
Diskusi tentang Pancasila yang menghadirkan Brotoseno dan Afnan Hadikusumo. /(istimewa)

PORTAL JOGJA -  Penanaman nila-nilai Pancasila yang dilakukan pemerintah sejak dulu  bersifat  topdown. Cenderung memaksa. Tanpa sentuhan estetika.

Padahal, konsep ideologi Pancasila sangat tepat untuk Indonesia.  Bukan hanya multi etnis dan agama, melainka juga multi ras.

“Saat ini perlu memanfaatkan  seni untuk mengajak rakyat menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan,” kata Anggota DPD RI, Afnan Hadikusumo pada Diskusi Publik: “Implementasi Pancasila dalam Membangun Lingkungan Pasca Covid-19  dari Sudut Pandang Seniman” di DC Rumah Budaya, Sleman, 15 Juli 2020.

Baca Juga: Liga 1 akan Kembali Digulirkan, PSSI Minta Supporter Tidak Lakukan Nonton Bareng

Kata Afnan, seni dan budaya sangat berpengaruh terhadap perkembangan pembangunan bangsa. Perannya sangat penting.  Seni dan budaya terdapat nilai luhur kehidupan yang bisa menjadi landasan kehidupan bersosial.

Mewujudkan pembangunan bangsa, termasuk pembangunan daerah,  harus dibarengi  pelestarian budaya yang mengandung nilai luhur kehidupan.

“Tentu,  seni budaya di Indonesia harus mengacu  Pancasila sebagai falsafah Negara Kesatuan Republik Indoneaia,” kata Afnan.

Baca Juga: Update Virus Corona Indonesia: Pasien Positif Mencapai 80.094

Ketua SAR DIY,  Drs Brotoseno  MSi menandaskan Pancasila sebagai penjaga keutuhan, persatuan dan kesatuan bangsa  sangat dibutuhkan. Pancasila telah teruji menghadapi gelombang perubahan jaman.

Peran seniman sangat strategis  mensosialisasikan Pancasila di  masyarakat.

Halaman:

Editor: Azam Sauki Adham


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x