Mbah Darmo, Pelawak Ternama yang Kini Berjualan Nasi Brongkos

- 27 Juni 2020, 23:16 WIB
Mbah Darmo (kaos putih) didampingi Aldo Iwak Kebo,  berjualan nasi brongkos.
Mbah Darmo (kaos putih) didampingi Aldo Iwak Kebo, berjualan nasi brongkos. /(asa)

PORTAL JOGJA - Masih ingat nama Mbah Darmo? Pelawak asal Kota Yogyakarta bernama asli Praytino  ini pernah menyemarakkan blantika hiburan di Indonesia.

Pelawak yang tak lagi muda ini pernah digandeng Kelik Pelipur Lara, pelawak muda berbakat waktu itu. Lewat Kelik Pelipur Lara, Mbah Darmo pernah mengisi  paket acara lawak di sejumlah televisi swasta.

Mbah Darmo pun populer dengan istilah "Sulap Selip". Tak mengherankan, nama Mbah Darmo melambung di dunia lawak televisi sekitar tahun 2007.

Tapi, itu dulu. Nama Mbah Darmo yang tinggal di kampung Gedongkiwo ini mendadak tenggelam. Namanya hilang dari kancah dunia lawak di Indonesia.

Baca Juga: Wisatawan Domestik Luar DIY Datangi Wisata Pantai di Kabupaten Gunungkidul

Kondisi mbah Darmo secara ekonomi sangat memprihatinkan. Tak ada job  membuat kehidupan Mbah Darmo serba kekurangan secara ekonomi.

Hingga akhirnya, untuk menyambung hidup, Mbah Darmo membuka Warung Brongkos. Usaha ini dirintis  tahun 2012.

Lokasinya persis di selatan persimpangan Pojok Beteng Kulon. Ada rumah kecil sederhana di barat jalan, disitulah Mbah Darmo melawan takdir.

Namun, usaha itu tak bertahan lama. Warung tutup. Mbah Darmo pun sakit-sakitan. Ia sempat stroke. Namun, sembuh setelah menjalani pengobatan.

Baca Juga: Begini Tips Produktif Mama Muda Sukses Karir dan Rumah Tangga

Sejak itu, kehidupan Mbah Darmo tidak menentu. Namun, perjalanan kehidupan harus terus bergerak.

"Waktu itu, kami terus mendampingi Mbah Darmo agar bisa kuat menjalani kehidupan," kata Aldo Iwak Kebo, malam ini, 27 Juni 2020.

Aldo adalah pelawak Yogyakarta yang pernah satu tim bersama Mbah Darmo dan Sugeng Iwak Bandeng.

Setelah sembuh dari sakit, Mbah Darmo banting stir. Ia mengelola angklung jalanan. Dua grup yang dikelola.

Tak hanya mengelola grup. Mbah Darmo juga bernyanyi, dan memainkan musik. Bahkan, juga membawa kaleng menyodorkan donasi kepada pengendara sepeda motor dan supir mobil.

Baca Juga: Kumpulan Doa Sehari-hari yang Bisa Diamalkan

Hasil ngamen hanya cukup untuk makan dan minum. Tidak bisa untuk menutup kebutuhan lain. Namun, Mbah Darmo tetap megelola grup angklung sampai sekarang.

Pada usianya yang telah senja, Mbah Darmo tak lagi seperti dulu. Enerjinya tidak sehebat ketika masih menjadi pelawak nasional.

Sakit stroke yang pernah dialami membuatnya tak maksimal berkreasi.

"Mbah Darmo tetap harus ditolong," kata Jamboel yang juga sahabatnya.

Menempati lahan sempit untuk bertahan hidup.
Menempati lahan sempit untuk bertahan hidup. (asa)

Lalu, munculah ide menghidupkan kembali warung brongkos. Lokasi berjualan tetap seperti dulu di persimpangan Pojok Beteng Kulon.

Warung ini dibuka pukul 18.00 hingga pukul 24.00 atau hingga dagangannya habis. Warung dibuka sejak seminggu lalu.

"Sehari baru laku 10 hingga 15 porsi," kata Mbah Darmo.

Ia menjual satu porsi nasi brongkos koyoran dan tahu dengan harga Rp 15 ribu. Sedangkan bila ditambah telur, harga Rp 20 ribu per porsi.

Baca Juga: Kuota Internet jadi Kendala bagi Siswa Belajar Online di Rumah

Bagi Mbah Darmo, berjualan hanyalah cara menyambung hidup. Ia tetap ingin berkreasi. Mengisi hari-harinya dengan kegiatan seni dan lawak.

Ia ingin meramaikan lagi dunia lawak. Tidak muluk-muluk. Bisa melawak lagi di Daerah Istimewa Yogyakarta telah memberinya ketentraman hidup. (*)  

     

 

Editor: Azam Sauki Adham


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah