PORTAL JOGJA - Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kulon Progo dan Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kulon Progo sepakat tidak menyelenggarakan takbir keliling.
Juga sepakat tidak melaksanakan shalat Idul Adha di lapangan.
Takbir dan shalat dilaksanakan di masjid, musala, langgar, atau rumah tempat tinggal masing-masing dengan memperhatikan protokol kesehatan.
Baca Juga: Korlantas Polri Bagi Ratusan Sembako di TPST Piyungan Bantul
Maklumat bersama ditandatangani Bupati Kulonprogo Drs H Sutedjo, Kepala Kantor Kementrian Agama Kulon Progo, H Ahmad Fauzi SH, Ketua Pengurus Cabang NU, Drs HM Wasiludin, dan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Dr HM Jumarin MPd .
Maklumat ditandatangani di Aula Adikarta Komplek Pemkab Kulonprogo, hari ini, 30 Juni 2020.
Muhammadiyah dan NU sepakat menyarankan panitia dan jamaah harus menjalankan protokol kesehatan. Juga menyiapkan petugas untuk melakukan penerapan protokol kesehatan di area pelaksanaan shalat.
Baca Juga: Segera Dibuka, Wisata Kalibiru Lakukan Simulasi Normal Baru
Lokasi dibersihkan dengan disinfektan sebelum dan sesudah pelaksanaan shalat . Membatasi jumlah pintu masuk dan keluar untuk memudahkan penerapan dan pengawasan protokol kesehatan.
Panitia/pengurus juga mengupayakan ketersediaan alat pengukur suhu di pintu masuk dan melakukan pengukuran suhu jamaah.
Jika ditemukan jamaah dengan suhu di atas 37.5 celcius selama dua kali pemeriksaan dengan jarak lima menit, dilarang masuk masjid, musala, dan langgar.
Baca Juga: Cerita Warga Jogja Menghindari Cegatan Plombir Biar Lolos Razia
Panitia wajib mempersingkat waktu pelaksanaan shalat ldul Adha dan ceramah tanpa mengurangi ketentuan kesempurnaan ibadah.
Jamaah diimbau menghindari kontak fisik dengan orang lain. Seperti salaman atau berpelukan.
Selalu menjaga jarak antar jamaah paling dekat satu meter. Menghindari berdiam lama atau berkumpul di area pelaksanaan shalat.
Jamaah wajib membawa perlengkapan ibadah sendiri. (*)