Dua Bulan Menganggur, Paguyuban Pendorong Gerobak Malioboro Yogyakarta Terima Bantuan Sembako

15 April 2022, 18:52 WIB
Dua Bulan Menganggur, Paguyuban Pendorong Gerobak Malioboro Yogyakarta Terima Bantuan Sembako /PPGM Yogyakarta

PORTAL JOGJA - Ada ratusan pendorong gerobak Pedagang Kaki Lima (PKL) di Malioboro Yogyakarta. Namun semenjak para PKL direlokasi sebagian besar mereka menganggur tidak punya pekerjaan.

Akibat dari kebijakan itu juga berdampak bagi para pekerja di sektor non formal kawasan Malioboro.

Kebijakan dari Pemda DIY (Pemerintah Daerah Daerah Istimewa Yogyakarta) yang dilaksanakan oleh Pemkot (Pemerintah Kota) Yogyakarta untuk merevitalisasi kawasan Malioboro dengan melakukan relokasi terhadap pelaku aktivitas ekonomi di sepanjang jalur pedestrian (pejalan kaki) Malioboro, ternyata tidak hanya berdampak kepada PKL, pedagang asongan, dan lain-lain.

Tetapi juga berimbas kepada kelompok pekerja pendorong gerobak dagangan milik PKL.

Ipda Asmaun Khusna, S.H. selaku PS. Panit I Subdit II Ditintelkam Polda DIY memberikan bantuan kepada mereka yang tergabung di dalam wadah PPGM (Paguyuban Pendorong Gerobak Malioboro) berupa paket sembako untuk meringankan beban para pendorong gerobak yang kehilangan mata pencariannya akibat kebijakan relokasi PKL di Malioboro.

Baca Juga: Ramalan Shio Anjing, Babi, Kerbau dan Kambing 16 April 2022: Orang Lain Memperhatikan Anda Sangat Produktif

“Mewakili teman-teman PPGM saya mengucapkan terima kasih sekali atas perhatiannya kepada kami. Kami tidak menyangka akan mendapatkan bantuan seperti ini. Tentu saja ini sangat membantu perekonomian kami semua,” kata Kuat Suparjono selaku Ketua PPGM.

Bantuan diserahkan secara simbolis kepada Kuat Suparjono selaku Ketua PPGM di Sekretariat PPGM Tegal Sari Kuncen WB 1/301 RT38 RW08, Pakuncen, Wirobrajan, Yogyakarta.

Asmaun menyampaikan, untuk memudahkan pendistribusian, paket sembako dibagikan secara simbolis kepada masing-masing ketua yang berada di 4 titik yang tersebar di wilayah Yogyakarta, yakni di Jalan Beo Dusun Cokrobedog RT.06 RW.12, Sidoarum, Godean, Sleman, Yogyakarta; lalu di Sonopakis Lor RT.07, Ngestiharjo, Kasihan, Bantul, Yogyakarta; dan di Kembaran Nomor 10 RT.04, Tamantirto, Kasihan, Bantul.

"Sebelum pendistribusian paket sembako, terlebih dahulu dilaksanakan pendataan terhadap para anggota PPGM yang masih aktif guna mendapatkan bantuan dari Polda DIY," ujarnya.

Baca Juga: Polisi Israel Bentrok dengan Warga Palestina Usai Sholat Subuh, 150 Orang Terluka

Sementara itu, Kuat Suparjono mengucapkan terima kasih dan mengaku senang atas bantuan yang diberikan oleh Polda DIY.

Kuat meyakini pemberian bantuan ini merupakan salah satu wujud perhatian dari jajaran Polda DIY kepada para anggota PPGM yang sedang mengalami keterpurukan ekonomi.

"Terlebih sudah dua bulan kami terkatung-katung terdampak aturan relokasi PKL Malioboro. Padahal rata-rata kami sudah menjalani profesi ini sebagai satu-satunya mata pencarian selama 25 sampai dengan 30 tahun dengan upah harian Rp10.000 untuk mendorong satu gerobak PP (pulang-pergi)," ucapnya.

Kuat menjelaskan, total ada 91 orang pendorong gerobak di Malioboro yang setiap harinya mendorong 1.724 gerobak milik PKL di sepanjang Jalan Malioboro yang terbentang dari Utara ke Selatan, di kedua sirip (sayap) Timur dan Barat Malioboro. Pasca relokasi PKL Malioboro, pendorong gerobak yang berjumlah 91 orang ini otomatis kehilangan pekerjaan.

Sejak revitalisasi Malioboro, lokasi berjualan para PKL dipindahkan ke Teras Malioboro 1 dan 2 (eks Gedung Dinas Pariwisata DIY dan Bioskop Indra).

Baca Juga: Sempurnakan Ibadah Puasa Ramadhan dengan Puasa Syawal, Keutamaannya bagi Umat Muslim

Saat ini sudah tidak ada lagi pedagang yang membutuhkan jasa para pendorong gerobak.

Selanjutnya, dari jumlah 91orang itu, saat ini hanya tersisa 34 orang yang masih memilih untuk bertahan di Malioboro.

Sebagian besar lainnya memilih untuk pulang kampung dan bekerja serabutan sebagai buruh tani.

"Namun, Alhamdulillah per 1 April 2022 oleh Pemkot Yogyakarta kami sudah diberikan pekerjaan sebagai tenaga bantu dengan tugas menjaga ketertiban, kelancaran, dan kebersihan jalur pedestrian di kawasan Malioboro melalui UPT (Unit Pelaksana Teknis) Pengelolaan Kawasan Cagar Budaya (Malioboro)," terangnya.

Kuat mengungkapkan rasa syukurnya atas dukungan dari berbagai pihak seperti ini yang tentunya sangat membantu anggota PPGM untuk bisa segera bangkit kembali dalam mencari nafkah untuk menghidupi dan menyejahterakan keluarga.

Kuat menegaskan, PPGM juga berkomitmen untuk menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan nyaman di kawasan Malioboro.

"Sehingga jalur pedestrian di kawasan Malioboro kondusif bagi keberlangsungan aktivitas para pelaku ekonomi dan wisatawan yang datang supaya bisa menggerakkan kembali roda perekonomian," jelasnya.***

 

 

Editor: Bagus Kurniawan

Tags

Terkini

Terpopuler