Dua Dosen FK-KMK UGM Menjadi Delegasi dalam Ajang Lindau Nobel Laurete Meeting di Jerman

- 3 Juli 2023, 11:29 WIB
Dosen UGM Antonio Morita, menjadi salah satu  perwakilan Indonesia dari 45 ilmuwan yang terpilih untuk menjadi presentator penelitiannya.
Dosen UGM Antonio Morita, menjadi salah satu perwakilan Indonesia dari 45 ilmuwan yang terpilih untuk menjadi presentator penelitiannya. /Humas UGM/

PORTAL JOGJA - Dua Dosen Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) UGM, dr. Antonia Morita Istani Saktiawati, Ph.D dan dr. Agnes Rosarina Prita Sari, M.Phil berhasil menjadi delegasi ilmuwan muda pada ajang 72nd Lindau Nobel Laurete Meeting pada 25-30 Juni 2023, di Jerman. 

Lindau Nobel Laurete Meeting merupakan penganugerahan peraih Nobel Lindau sekaligus pertemuan ilmuwan-ilmuwan muda dunia di bidang kedokteran. Ajang ini menggaet lebih dari 600 ilmuwan yang berdiskusi seputar penelitian kesehatan dunia. Morita, perwakilan Indonesia menjadi salah satu dari 45 ilmuwan yang terpilih untuk menjadi presentator penelitiannya.

“Saya memberikan presentasi di Next Gen Science Session, 45 dari 635 young scientist yang dipilih untuk memberikan presentasi terkait riset mereka,” ucap Morita dalam keterangan resmi yang diterima portaljogja.com.

Baca Juga: Danlanud Adisutjipto Kunjungi Korban Gempa Bantul di Gunung Kidul

Riset berjudul “eNose-TB: A Trial Study Protocol of Electronic Nose for Tuberculosis Screening in Indonesia” merupakan riset yang telah dipresentasikan di hadapan ilmuwan internasional dalam ajang tersebut.

Publikasi ini mengangkat tentang screening atau deteksi dini tuberkulosis dan penyakit lainnya melalui electronic nose (eNose-TB). Alat yang telah diujicobakan pada kasus di Yogyakarta tersebut berperan mendeteksi pola pernafasan penderita tuberkulosis, khususnya pada fase awal.

Umumnya, pasien yang mengidap tuberkulosis memiliki metabolisme yang berbeda dengan kondisi normal pada umumnya. Volatile Organic Compounds (VOCSs) merupakan senyawa yang dihasilkan oleh penderita karena adanya Microbacterium Tuberculosis dalam sistem pernafasan.

Senyawa nilah yang berusaha dideteksi oleh eNose melalui hembusan nafas penderita. Pasien cukup menghembuskan nafas pada kantung udara yang terhubung dengan alat deteksi dan secara otomatis, eNose akan memberikan pola kandungan dalam udara pernafasan tersebut.

Riset Morita terhadap eNose dinilai dapat memberikan solusi mudah dan efisien untuk pendeteksi dini bagi penanganan penyakit tuberkulosis. Hal ini karena deteksi dini adanya penyakit dapat membuat pasien ditangani lebih cepat dan memperbesar peluang kesembuhan Tak hanya karena kemudahan dan kecepatan penggunaannya, namun juga karena alat-alat untuk membuat eNose sangat mudah ditemui di masyarakat.

Baca Juga: Pelaksanaan UM CBT UGM 2023 Berjalan Lancar Tanpa Ada Kecurangan

Halaman:

Editor: Chandra Adi N

Sumber: Humas UGM


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x