"Melalui seminar 1st InCAF & 6th NCAF tahun 2022 ini merupakan bagian dari ikhtiar kita dimana kita bisa berdiskusi mengenai gagasan dan strategi tantangan utama bagi pelapor terintegrasi saat menerapkan filter materialitas berpusat pada mengidentifikasi pemangku kepentingan utama organisasi," kata Ayu dalam keterangan resmi yang diterima portaljogja.com.
Baca Juga: Mahasiswa UII Berdayakan Masyarakat Desa Melalui Program Pupuk Organik
Adapun pemakalah yang terpilih mempresentasikan penelitiannya dalam forum konferensi 1st InCAF & 6th NCAF ini sebanyak 141 artikel dari berbagai universitas di Indonesia dari pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua, dan juga universitas luar negeri seperti University of Southampton (UK), University of Pécs (Hungary), Universiti Teknologi MARA (Malaysia), Universiti Malaysia Sabah (Malaysia), Wirtschaftsuniversität (WU) Wien (Austria), dan Universitat de Barcelona (Spain) yang sebagian besar merupakan hasil penelitian.
"Dalam conference ini kami mengajak universitas-universitas lain sebagai mitra. Pada 1st InCAF & 6th NCAF kali ini bergabung 28 universitas mitra sebagai co-host, 1 universitas luar negeri (Nanjing Xiaozhuang University dan 27 universitas di Indonesia.Untuk itu, kami juga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada para universitas mitra," tambah Ayu.
Para pembicara dalam seminar ini diantaranya, Prof. Phil Hancock selaku Director of Student Experience in the UWA Business School Australia, Zuni Barokah selaku Anggota Dewan Standar Akuntansi Keuangan IAI – DSAK IAI, Stevanus Alexander Sianturi selaku Partner, Forensic and Integrity Services EY dan Rifqi Muhammad dari Universitas Islam Indonesia.***