“Contohnya seperti kemampuan makan sendiri, menjaga kebersihan diri dan aktifitas aktifitas harian lainnya,” jelasnya.
Menyandang guru SLB perlu memilliki kejelian mengetahui potensi anak yang kadang tertutupi keterbatasan yang mereka miliki. Karena itu setiap lulusan pendidikan luar biasa selalu dibekali keterampilan mengassessment.
Guru harus membantu menemukan dan mengenali potensi setiap anak berkebutuhan khusus. Selanjutnya dibuatkan program untuk mengembangkan selama menempuh pendidikan di SLB.
Baca Juga: Makanan Khas dari Bantul Ini Sebutannya Jorok, Tapi Enak Sekali
Bagi Elwis, mengajar di SLB selalu terasa menyenangkan. Ia tidak merasa takut dan malu saat memutuskan menjadi guru SLB.
Ia justru merasa bangga dan senang bisa menjadi bagian dari siswa SLB. Segala perilaku yang anak-anak tunjukkan tetap ada sisi menyenangkan.
Meskipun tidak jarang Elwis menemukan siswa mulai tantrum atau marah seperti membuang benda-benda di sekitar atau merusak apapun di dekatnya.
Baca Juga: Muhammadiyah dan Nadhatul Ulama Sepakat Tak Gelar Takbir Keliling
Baginya, realitas itu menjadi tantangan agar bisa menjaga diri dan mendidik siswa dengan baik. Harus bisa mengajarkan supaya mereka tetap aman.
Elwis berharap semua guru SLB tetap semangat dan selalu bekerja.