PORTAL JOGJA - Sebagai rangkaian dari pelaksanaan Hari Tri Suci Waisak 2568 BE/2024, para biksu dan dan umat Buddha dari 14 Sangha (persaudaraan para Biksu) telah melangsungkan tradisi pengambilan Air Suci Waisak di mata air Umbul Jumprit, Ngadirejo, Kabupaten Temanggung, Jawa Tengah.
Puluhan biksu mengambil air berkah dari jumprit sebanyak 20 kendi, pada prosesi yang berlangsung Rabu 22 Mei 2024 ini. Sehari sebelumnya, juga telah dilaksanakan Pengambilan Api Dharma di Mrapen, Grobogan, Jawa Tengah. Hal ini diutarakan oleh Direktur Urusan dan Pendidikan Agama Buddha Kementerian Agama (Kemenag) RI Nyoman Suriadarma.
"Kemarin kami mengambil api abadi di Mrapen, Kabupaten Grobogan, dan hari ini tiba saatnya pengambilan air suci di Umbul Jumprit, Kabupaten Temanggung, dan besok siang akan bersama-sama melakukan kirab dari Candi Mendut menuju Candi Borobudur," ucapnya di Temanggung pada Rabu 22 Mei 2024 sebagaimana dikutip dari ANTARA.
waisakBaca Juga: Beda dengan Tahun Lalu, Perjalanan Thudong Waisak 2024 Berawal dari Semarang
Salah satu Biksu Thudong dari Thailand, Bhanthe Yutthana Mahatera menyebutkan bahwa air merupakan unsur alam yang menjadi simbol kerendahan hati. Ini didasarkan pada sifat air yang secara alamiah akan mengalir ke tempat yang lebih rendah. Dengan mengikuti sifat air itu, maka selayaknyalah manusia harus berendah hati dan tidak sombong.
Dilambangkan sebagai simbol kejernihan, sehingga air dijadikan sarana dan media bagi umat Buddha guna melaksanakan puja. Lebih lanjut Bhanthe Yutthana Mahatera menjelaskan mengenai makna penting air bagi kehidupan makhluk hidup.
"Apalagi air jumprit ini air yang sakral, berkah bawa ke Candi Borobudur untuk doa sembahyang. Air menjadi sangat penting untuk dunia kita, kalau tanpa air tidak bisa hidup. Setiap manusia dan makhluk hidup di dunia ini tanpa air tidak akan hidup," katanya, setelah diterjemahkan dalam Bahasa Indonesia, sebagaimana dikutip dari video ANTARA.
Air berkah dari Umbul Jumprit ini selanjutnya akan disemayamkan dan disakralkan bersama dengan api abadi yang diambil pada Selasa 21 Mei 2024 dari Merapen, Grobogan. Ritual pensakralan ini sendiri digelar di Candi Mendut.