YLKI Desak KPPU Usut Kartel yang Sebabkan Stok Minyak Goreng Langka

- 18 Maret 2022, 17:03 WIB
Ilustrasi minyak goreng
Ilustrasi minyak goreng /Chandra Adi N/@portaljogja.com/

PORTAL JOGJA – Disaat kelangkaan minyak masih terjadi di sebagian besar wilayah Indonesia, pemerintah melalui Kementerian Perdagangan memutuskan untuk mencabut HET minyak goreng kemasan dan menyerahkan harga minyak sesuai harga pasar.

Namun setelah keputusan tersebut diumumkan, minyak goreng kemasan secara tiba-tiba kembali membanjiri pasar. Padahal sebelumnya minyak goreng terbilang langka di pasaran, baik di swalayan, ritel modern, ritel tradisional, maupun pasar tradisional.

Saat ini, harga minyak goreng kemasan di pasaran berkisar antara Rp23.000 hingga Rp25.000 per liter.

Baca Juga: Aleix Espargaro Janji Lempar Helmnya ke Tribun Jika Followernya Tembus 1 Juta, Netizen: Kau Terlalu Meremehkan

Kebijakan pemerintah menerapkan kebijakan HET minyak goreng sebesar Rp14.000 per liter untuk kemasan premium, Rp13.500 per liter untuk kemasan sederhana dan Rp11.500 per liter untuk minyak goreng curah pada awal Februari lalu ditengarai menjadi penyebab kelangkaan minyak goreng.

Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) mendesak Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) untuk menyelidiki dugaan kartel dan oligopoli dalam bisnis minyak goreng yang menyebabkan kelangkaan terhadap stok dalam beberapa waktu lalu.

"YLKI terus mendesak KPPU untuk mengulik adanya dugaan kartel dan oligopoli dalam bisnis minyak goreng, CPO, dan sawit," kata Ketua Pengurus Harian YLKI Tulus Abadi di dalam keterangannya Jakarta, Jumat, 18 Maret 2022.

Tulus berpendapat kebijakan yang diterbitkan pemerintah pada awal Februari lalu yang menerapkan aturan HET minyak goreng dianggap tidak efektif dan malah menyebabkan kelangkaan.

Tulus menyebut kebijakan tersebut melawan pasar dimana mematok harga minyak goreng tidak boleh lebih dari Rp14.000 per liter padahal harga keekonomian sesuai mekanisme pasar di atas itu.

"Selama ini intervensi pemerintah pada pasar minyak goreng dengan cara melawan pasar. Dan terbukti gagal total. Malah menimbulkan chaos di tengah masyarakat," katanya.

Halaman:

Editor: Chandra Adi N

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah