BMKG Tegaskan, Gelombang Panas TIdak Mungkin Terjadi di Indonesia

- 17 Oktober 2021, 06:42 WIB
BMKG tegaskan kabar gelombang panas landa Indonesia adalah hoax.
BMKG tegaskan kabar gelombang panas landa Indonesia adalah hoax. /Foto : tangkapan layar Instagram @infobmkg/

PORTAL JOGJA – Menanggapi pesan berantai yang menyebutkan gelombang panas tengah melanda Indonesia, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika menegaskan kabar tersebut tidak benar atau hoax.

Dalam siaran persnya, Plt Deputi Bidang Klimatologi Urip Haryoko menyebutkan, gelombang panas hanya terjadi pada wilayah yang terletaak pada lintang menengah dan tinggi.

“Sementara wilayah Indonesia terletak di wilayah ekuator yang secara sistem dinamika cuaca tidak memungkinkan terjadinya gelombang panas,” demikian diungkapkan Urip Haryoko.

Baca Juga: Ridwan Kamil Perintahkan Semua Kegiatan Susur Sungai Dihentikan, Pulang Dari Papua Langsung Takziah

Lebih lanjut Urip Haryoko menjelaskan, gelombang panas dalam ilmu cuaca dan iklim didefinisikan sebagai periode cuaca (suhu) panas yang tidak biasa yang biasanya berlangsung setidaknya lima hari berturut-turut atau lebih (sesuai batasan Badan Meteorologi Dunia atau WMO) dan disertai dengan kelembapan udara yang tinggi.

Selain itu, untuk bisa dikatakan sebagai gelombang panas, maka suatu lokasi atau wilayah harus mencatat suhu maksimum harian melebihi ambang batas statistik.

“Misalnya 5 derajat celcius lebih panas dari rata-rata klimatologis suhu maksimum, dan setidaknya telah berlangsung dalam lima hari berturut-turut,” papar Urip Haryoko. “Apabila suhu maksimum tersebut terjadi dalam rentang rata-ratanya dan tidak berlangsung lama maka tidak dikatakan sebagai gelombang panas,” sambungnya.

Baca Juga: Guru Honorer Jangan Patah Semangat, Terus Belajar, Pilih Formasi Biar Lulus PPPK Guru Tahap 2

BMKG juga menyebutkan, gelombang panas umumnya terjadi karena pola cuaca sistem tekanan atmosfer tinggi di suatu area secara persisten dalam beberapa hari.

Pusat tekanan atmosfer tinggi ini menyulitkan aliran udara dari daerah lain masuk ke area tersebut. Semakin lama sistem tekanan tinggi ini berkembang di suatu area, semakin meningkat panas di area tersebut, dan semakin sulit awan tumbuh di wilayah tersebut.

Halaman:

Editor: Siti Baruni

Sumber: BMKG


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah