Survei SMRC: Masyarakat Tolak Jokowi Maju di Pilpres 2024 untuk Tiga Kali, Ini Penjelasannya

- 21 Juni 2021, 06:02 WIB
Cuitan politisi Demokrat, Cipta Panca yang tanggapi wacana jabatan Presiden Jokowi tiga periode yang kembali mencuat.
Cuitan politisi Demokrat, Cipta Panca yang tanggapi wacana jabatan Presiden Jokowi tiga periode yang kembali mencuat. /Tangkap layar Twitter.com/@panca66.

PORTAL JOGJA - Ada wacana Jokowi maju lagi dalam Pilpres 2024 dan dipilih hingga tiga periode. Wacana politik ini menghangat beberapa hari terakhir ini.

Sebab jabatan Presiden sesuai undang-undang adalah dua periode dan tidak bisa dipilih lagi. Adanya wacana itu banyak mendapatkan tanggapan beragam mulai masyarakat hingga elit politik di DPR RI.

Hasil survei nasional Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) terbaru menunjukkan mayoritas warga Indonesia tidak setuju Jokowi maju kembali dalam Pilpres 2024.

"Sekitar 52,9 persen menyatakan tidak setuju, sementara yang setuju 40,2 persen," kata Peneliti sekaligus Direktur Komunikasi SMRC Ade Armando dalam peluncuran hasil survei nasional SMRC bertajuk "Sikap Publik Nasional terhadap Amendemen Presidensialisme dan DPD", yang dilakukan secara daring, di Jakarta, Minggu 20 Juni 2021.

Baca Juga: Presiden Jokowi Pantau Langsung Vaksinasi Massal Bagi 10.000 Pelaku Industri Jasa Keuangan

Survei SMRC juga menunjukkan mayoritas warga (74 persen) menghendaki agar ketetapan tentang masa jabatan presiden dua kali dipertahankan.

Ade mengatakan mayoritas warga berpendidikan tinggi menolak gagasan pencalonan kembali Jokowi dalam Pilpres 2024.

"Sekitar 75 persen warga berpendidikan tinggi Perguruan Tinggi menolak pencalonan tersebut, dan hanya 20 persen yang mendukung," ujarnya.

Ade mengatakan temuan ini menunjukkan bahwa narasi yang diusung kelompok-kelompok tertentu agar Presiden Jokowi bisa kembali bertarung dalam Pilpres 2024 dengan mengubah ketetapan UUD 1945 yang membatasi masa jabatan presiden, tidak didukung oleh mayoritas warga Indonesia.

"Yang ingin masa jabatan presiden diubah hanya 13 persen, dan yang tidak punya sikap 13 persen," papar Ade.

Ia mengatakan dukungan terhadap gagasan untuk mencalonkan Jokowi kembali sebagai presiden nampak cukup tinggi, yakni sekitar 40 persen.

"Tapi tetap persentase itu lebih rendah secara signifikan dibandingkan mereka yang menganggap Jokowi cukup menjabat dua kali yang mencapai 53 persen," katanya.

Baca Juga: Megawati Punya Pembisik Siapa yang Bakal Maju Capres 2024 PDIP Usung Nama Baru Bukan Jokowi Lagi

Menurutnya seanyak 74 persen warga menyatakan tidak perlu ada perubahan dalam pembatasan masa jabatan presiden.t.

"Pada tingkat dasar, 74 persen publik ingin presiden dua periode saja. Tetapi, ketika disodorkan nama Jokowi untuk kembali maju pada Pilpres 2024, banyak yang goyah. Awalnya 74 persen yang menolak dua periode, menjadi 59,2 persen," kata Ade.

Dilihat dari latar belakang pendidikan, terdapat 75 persen warga dengan tingkat pendidikan Perguruan Tinggi yang menolak pencalonan kembali Jokowi sebagai capres 2024, sementara hanya 45 persen warga berpendidikan SD yang juga menolak gagasan tersebut.

Dilihat dari tingkat penghasilan, terdapat 62 persen warga dengan penghasilan di atas Rp 2 juta/bulan yang menolak gagasan pencalonan kembali Jokowi.

Sementara hanya 43 persen warga berpenghasilan di bawah Rp 1 juta/bulan yang juga menolak gagasan tersebut.

Survei nasional SMRC tersebut dilakukan pada 21-28 Mei 2021. Penelitian melalui wawancara tatap muka ini melibatkan 1072 responden yang dipilih melalui metode penarikan sampel random bertingkat (multistage random sampling) dengan margin of error penelitian ± 3,05 persen.

Secara terpisahKetua DPP PDI Perjuangan Ahmad Basarah menegaskan bahwa partainya menolak gagasan masa jabatan presiden tiga periode.

"Gagasan tentang masa jabatan presiden ditambah menjadi 3 periode ini jelas jauh dari pandangan dan sikap politik PDIP," kata Ahmad Basarah dalam peluncuran hasil survei nasional SMRC bertajuk "Sikap Publik Nasional terhadap Amendemen Presidensialisme dan DPD", yang dilakukan secara daring, di Jakarta, Minggu..

Halaman:

Editor: Bagus Kurniawan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah