Menurut Pusat Informasi Perubahan Iklim BMKG, La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan di sebagian besar wilayah Indonesia pada bulan Juni-Juli-Agustus.
Pada bulan September-Oktober-November, La Nina menyebabkan peningkatan curah hujan di wilayah tengah hingga timur Indonesia.
Sedangkan pada Desember-Januari-Februari serta Maret-April-Mei, La Nina mempengaruhi peningkatan curah hujan di wilayah Indonesia bagian timur.
Baca Juga: Ini 3 Jenis BLT atau Bansos yang Disalurkan 4 Januari 2021 Nanti
Menurut BMKG, saat terjadi La Nina curah hujan umumnya meningkat 20 persen hingga 40 persen dibandingkan dalam keadaan normal.
Namun, ada juga daerah-daerah yang peningkatan curah hujannya melampaui 40 persen akibat La Nina.
Saat La Nina kuat terjadi pada tahun 2010, bagian wilayah Indonesia seperti Sumatera bagian selatan, Jawa, bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku, dan sebagian Kalimantan menghadapi curah hujan ekstrem tinggi, terutama pada periode Maret-April-Mei hingga September-Oktober-November.
Baca Juga: Mantan Rektor Undip Muladi Meninggal Karena Covid-19, Akan DImakamkan di Semarang
Hal senada juga diungkapkan Kepala Pusat Informasi Meteorologi Publik BMKG Fachri Radjab mengatakan bahwa bencana hidrometeorologi sering terjadi pada musim hujan dan kemarau serta pada masa peralihan musim.
Bencana banjir dan tanah longsor berpotensi terjadi selama musim penghujan. Hujan lebat singkat disertai angin kencang yang menandai masa peralihan musim juga bisa menyebabkan bencana.