Network
PORTAL JOGJA - Sejumlah ormas dikabarkan bakal menggelar aksi demonstrasi di depan Istana Negara, Jumat, 18 Desember 2020. Sejumlah agenda dibawa oleh peserta yang diperkirakan berasal dari Front Pembela Islam, Persaudaraan Alumni (PA) 212, Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF Ulama dan Anak Negeri itu.
Salah satu agenda yakni menuntut pembebasan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab (HRS) yang saat ini ditahan karena dugaan pelanggaran protokol kesehatan.
Baca Juga: Ole Gunnar Solskjaer Yakin MU Tetap di Jalur Juara, Ini Link Live Streaming Sheffield United vs MU
Baca Juga: Kasus Covid-19 Hari Ini Total 623.5008 Kasus, Naik 169.053 Kasus Dibanding Bulan Lalu
Majelis Ulama Indonesia (MUI) pun angkat bicara terhadap aksi demonstrasi tersebut. Seperti disarikan dari Antara, MUI meminta kepada massa yang berunjuk rasa untuk membatalkan aksinya lantaran masih dalam situasi pandemi Covid-19.
“Saya meminta dengan sangat para pihak harus menahan diri dari kerumunan. Karena demo tidak bisa menjaga diri dari kerumunan yang berpotensi tertular Covid-19," tutur Sekjen DPP MUI Amirsyah Tambunan, dalam pernyataannya, di Jakarta, Kamis, 17 Desember 2020.
Menurut MUI, kata Amirsyah ada cara lain dari para pendukung HRS untuk menyuarakan tuntutannya. Termasuk juga menuntut pengusutan tuntas terhadap penembakan enam pengawal Habib Rizieq Shihab yang tewas beberapa waktu lalu. MUI menganggap ada cara-cara lain yang lebih beretika untuk menyampaikan tuntutan tersebut.
Baca Juga: Besok Ada Demo di Jakarta Berpotensi Timbulkan Kerumunan, Eks Aktivis 98 Minta Luhut Temui Anies
Baca Juga: Aa Gym Siap Divaksin Covid-19 Asal Dua Persyaratan Ini Dipenuhi, Apa Saja?
“Rencana aksi turun ke lapangan yang dilakukan FPI harus lebih beretika, mengingat situasi pandemi dan Covid-19 semakin tinggi,” tegasnya.
