Mahfud MD Sebut Partisipasi Pilkada Lebih Tinggi dari Pemilu Amerika, Belum Ada Klaster Pilkada

- 14 Desember 2020, 22:32 WIB
Menko Polhukam Mahfud MD saat konferensi pers di Yogyakarta, Senin, 14 Desember 2020.
Menko Polhukam Mahfud MD saat konferensi pers di Yogyakarta, Senin, 14 Desember 2020. /ANTARA/Luqman Hakim/ANTARA

PORTAL JOGJA – Pilkada serentak 2020 sebelumnya dikhawatirkan akan menimbulkan klaster penularan baru Covid-19. Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan hingga saat ini belum ada klaster penularan Covid-19 terkait penyelenggaraan Pilkada.

"Alhamdulillah belum ada kasus bahwa kerumunan pilkada itu menjadi klaster baru," kata Mahfud MD saat konferensi pers seusai acara Refleksi dan Proyeksi Pelaksanaan Pilkada Serentak Tahun 2020, di Yogyakarta seperti dikutip dari Antara, Senin 14 Desember 2020.

Mahfud mengaku mendapat berbagai dorongan agar pilkada tidak dilaksanakan dengan berbagai pertimbangan, di antaranya potensi munculnya klister baru penularan Covid-19.
Baca Juga: Seorang Petugas KPPS Bantul Positif Covid-19 saat Pilkada, KPU Bantul Merasa Kecolongan

Bahkan, menurut Mahfud, ada yang menghitung dengan menggunakan pemodelan matematis di kampus yang menyebutkan akan ada 3,2 juta orang terpapar Covid-19 jika pilkada tetap dilaksanakan.

"Ternyata sampai hari ini, bayangan yang menakutkan 3,2 juta orang itu, per hari ini, per hari ini, yang terinfeksi di seluruh Indonesia, yang mencakup ada pilkada atau tidak sebanyak 617.830 orang," kata Mahfud.

Menurut dia, apabila perkiraan itu diproyeksi ke Januari 2021 atau sampai 15 hari lagi dengan rata-rata yang saat ini sekitar 5.000 orang per hari, jumlahnya tidak akan sampai 3,2 juta orang.

"Kalau rata-rata sehari 7.000 saja, sekarang rata-rata sehari sudah 5.000 sekian. Itu baru kira-kira, maka jumlahnya 800.000," kata Mahfud.
Baca Juga: Hasil Lengkap Undian 16 Besar Liga Champions, Neymar akan Menghadapi Mantan Klubnya Barcelona

Meski demikian, Mahfud berterima kasih kepada berbagai pihak yang telah memberikan peringatan mengenai potensi risiko penularan Covid-19 sebagai wujud cinta kepada bangsa dan negara.

Dengan peringatan tersebut, pemerintah berupaya mengatur protokol kesehatan secara ketat di setiap tahapan pilkada.

Di sisi lain, Mahfud bersyukur partisipasi masyarakat justru meningkat pada tahapan pemungutan suara Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Serentak 2020 di masa pandemi Covid-19.
Baca Juga: Antisipasi Penularan Covid-19, Joe Biden Perintahkan untuk Membersihkan Jejak Trump di Gedung Putih
"Alhamdulillah, dulu partisipasi Pilkada Serentak 2015 itu adalah 69 persen, 69,02 persen, dikatakan kalau ada pilkada ini akan turun menjadi 50 paling banyak 55 persen, sekarang naik menjadi 75,83 persen," kata dia.

Tingkat partisipasi itu, menurut dia, bahkan jauh lebih tinggi dari partisipasi pemilu yang tertinggi di Amerika Serikat yang mencapai 69 persen.***

Editor: Chandra Adi N

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x