Arteria Dahlan Terancam Sanksi, Ketua DPD PDIP Jawa Barat Sebut Mulai Teguran sampai Pemecatan

20 Januari 2022, 18:10 WIB
Ketua DPD PDI Perjuangan Jabar Ono Surono saat memperlihatkan surat permohonan sanksi bagi Arteria Dahlan di Kantor PDIP Jabar di Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung pada Kamis 20 Januari 2022. /Pikiran Rakyat/M Iqbal Maulud/

PORTAL JOGJA - Arteria Dahlan Anggota DPR RI yang meminta pencopotan Kajati karena menggunakan bahasa Sunda dalam rapat beberapa waktu lalu terancam sanksi.

DPD PDI Perjuangan Jawa Barat diketahui telah melayangkan surat permohonan pada DPP PDI Perjuangan untuk memberikan sanksi kepada Arteria Dahlan hingga pemecatan. 

Ketua DPD PDI Perjuangan Jawa Barat Ono Surono, mengatakan sesuai dengan kode etik PDI Perjuangan bahwa ada sanksi mulai teguran sampai dengan pemecatan. 

"Sesuai dengan kode etik PDI Perjuangan ada sanksi ringan, sedang, dan berat, dari mulai teguran sampai dengan pemecatan. Dan kita tunggu ya proses yang dilakukan oleh DPP Partai," katanya setelah menerima audiensi dengan Gema Pasundan di Kantor DPD PDI Perjuangan Jabar di Jalan Pelajar Pejuang 45, Kota Bandung Kamis 20 Januari 2022.

Baca Juga: Kang Mus Preman Pensiun Sindir Arteria Dahlan: Tolong Cariin Guru Bahasa Sunda

Menurut Ono Surono surat permohonan memberikan sanksi untuk Arteria Dahlan tersebut telah diberikan kepada DPP PDI Perjuangan pada Kamis 20 Januari 2022 pukul 09.00 WIB.

Ono mengatakan dalam sebuah kesempatan rapat yang diperluas pun, DPP PDIP sudah menyatakan hal yang dilakukan Arteria Dahlan sangat tidak pantas diucapkan oleh seorang kader PDI Perjuangan.

Bahkan lanjut Ono sehari sebelumnya pun banyak kader PDI Perjuangan di Jabar yang menyampaikan hal serupa.

Ono juga menyampaikan ideologi Pancasila bagi PDI Perjuangan bukan hanya dalam tekstual, tapi diwajibkan untuk membumikan Pancasila, salah satunya harus mengagungkan seluruh suku, budaya, agama, dan ras yang ada di Indonesia.

"Karena itu merupakan sebuah perwujudan bagaimana Pancasila itu bisa dijalankan dengan sebaik-baiknya, dengan Pancasila yang intisarinya gotong royong. Bagaimana yang sesuai dengan filosofi masyarakat. Prabu Siliwangi menyampaikan Silih Asah, Silih Asih, Silih Asuh, Silih Wawangi," katanya.

Ungkapan Arteria Dahlan yang sangat bertentangan dengan pemikiran seorang kader PDI Perjuangan ini, katanya, telah memancing keributan, kegaduhan, dan sakit hati serta pikiran dari seluruh rakyat Indonesia.

Artikel ini sudah dimuat sebelumnya di Pikiran Rakyat dengan judul Arteria Dahlan Terancam Sanksi hingga Dipecat, Tuntutan Sudah Datang dari Internal PDI Perjuangan

Baca Juga: Siapa Arteria Dahlan yang Minta Kajati Diganti Karena Berbahasa Sunda, Berikut Profilnya

Maka dari itu lanjut Ono selain diminta dijatuhi sanksi, Arteria Dahlan dituntut memberikan pernyataan permohonan maaf kepada masyarakat Sunda dan klarifikasinya.

"Ya kalau saya menyampaikan, sepakat dengan kemarin yang disampaikan juga oleh salah satu kader PDI Perjuangan, TB Hasanuddin ya, dia bilang (Arteria) telah murtad karena tidak berideologi Pancasila kalau menyampaikan seperti itu," ucapnya.

Ono juga sangat yakin masyarakat Sunda berbudi luhur dan cerdas, bisa memisahkan antara ujaran pribadi seorang Arteria Dahlan dengan PDIP Perjuangan.

"Masyarakat Jabar bisa melihat sikap para kader, anggota dewan, dan kepala daerah dari PDI Perjuangan di Jabar dalam menyikapi keberagaman di Indonesia dan mengimplementasikan Pancasila," katanya.***(Mochammad Iqbal Maulud/Pikiran Rakyat)

Editor: Chandra Adi N

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler