PORTAL JOGJA - Jagad Twitter gempar sejak 16 Januari 2021 lalu dengan tagar #Bali. Kali ini bukan mengenai keindahan Bali, Sang Pulau Dewata, namun tagar ini ramai membahas bule ilegal yang tinggal nyaman di Bali.
Kristen Gray melalui Twitter-nya @kristentootie berkicau bagaimana hidupnya yang dulu bangkrut di Los Angeles, Amerika Serikat, berubah 180 derajat ketika pindah ke Bali.
Kristen dan pasangannya, Saundra bahkan berbangga diri dengan membuat e-book tentang hidup di Bali. E-book yang dibanderol seharga 30 dolar AS ini tercantum pada link www.baliebook.com
Baca Juga: Bali jadi Trending Topic di Twitter, Seorang Pelancong Ajak WNA Liburan ke Bali saat Pandemi
Kristen Gray mengklaim bahwa isi bukunya berupa keamanan di Bali, biaya hidup rendah, gaya hidup mewah, aman bagi komunitas LGBTQ serta komunitas kulit hitam di Bali.
Namun, akun Corsetta Devin @evelynvwoodsen yang mengaku telah membaca buku tersebut mengutip beberapa hal yang sensitif di buku tersebut:
1. Cara menghindari peraturan dan protokol Covid 19 di Bali
2. Memanfaatkan kelebihan ijin tinggal (overstayed visa)
3. Tidak membayar pajak penghasilan bagi orang asing.
Baca Juga: Donald Trump Presiden Pertama AS dalam 150 Tahun yang Tolak Pelantikan Penggantinya
Hidup mewah dengan visa kunjungan 30 hari yang tidak diperpanjang hingga overstayed selama lebih dari setahun disorot oleh netizen.
Bukan hanya itu, jawaban melakukan pekerjaan tanpa ijin kerja dan berbangga dengan tidak membayar pajak kepada pemerintah Indonesia pun beredar pada lini masa.
Terpaan komentar netizen membuat Kristen gerah dan menuduh netizen Indonesia sebagai rasis.
Baca Juga: Aktivitas Gunung Merapi Cenderung Mengalami Penurunan
Beberapa netizen yang geram membaca ciutan Kristen, beramai-ramai mention @ditjen_imigrasi seperti yang dilakukan akun @BetterWithBill
Kini, akun Kristen Gray serta Saundra di Twitter dan Instagram telah digembok.
Sebagai informasi, Bali memang telah lama menjadi tempat favorit wisatawan lokal dan mancanegara untuk berlibur.
Keindahan pulau, keramahan penduduk serta budaya yang eksotis memang membius para pendatang.
Tak heran, banyak wisatawan mancanegara yang memilih untuk tinggal di Bali. Namun, bukan berarti seseorang dapat melakukan pelanggaran norma dan hukum yang ada.***