Antara dua pohon beringin kurung yang ditengah itu dulunya merupakan jalan aspal. Semua kendaraan bisa melintas ditengah bahkan berkeliling memutari alun-alun lewat depan pagelaran.
Namun kemudian pada tahun 2000-an, jalan tengah alun-alun kemudian diganti paving conblock. Saat ini paving dicopoti dan berubah menjadi hamparan pasir dari depan pagelaran hingga utara dekat Jalan Pangurakan.
Baca Juga: Sawitri, Anak Penjaga Hutan Wanagama UGM Bergelar Doktor dari Jepang
Dulu selain untuk acara gunungan grebeg, alun-alun menjadi arena latihan prajurit. Latihan dilakukan rutin tiap hari Sabtu. Makanya kemudian adalah istilah Setonan yakni para prajurit kraton melakukan latihan atau gladen.
Seacara filofis masyarakat Jawa bahwa pohon beringin sebagai pohon hayat atau pohon yang memberikan hayat atau kehidupan pada manusia. Karena pohon ini besar dan rimbun juga mengandung makna pohon yang memerikan pengayoman dan perlindungan. (*)