Network
PORTAL JOGJA - Serbia mengikuti jejak Amerika Serikat (AS) memindahkan kantor kedutaan besar di Yerusalem setelah dinyatakan jadi ibu kota Israel.
Pemerintah Serbia dilaporkan akan membuka kedutaan besar untuk Israel di Yerusalem. Hal itu dilakukan pasca kesepakatan damai antara Israel dan UEA.
Seperti dilansir Associated Press dari CNNIndonesia, Senin (7/9), kesepakatan itu dicapai dalam dua hari pertemuan antara Presiden AS, Donald Trump, dengan Presiden Serbia Aleksander Vucic dan Perdana Menteri Kosovo Avdullah Hoti, di Washington D.C., pada akhir pekan lalu.
Baca Juga: Harga Emas Stabil, Update Harga Emas Antam Hari Ini: Senin 7 September 2020 di Pegadaian
Mereka sepakat mengakhiri pertikaian dan bekerja sama dalam sejumlah sektor perekonomian, seperti penanaman modal, investasi hingga membuka lapangan pekerjaan baru.
Sebelumnya antara Serbia dan Kosowo terlibat tertikaian sejak lama. Trump menyebut Serbia saat ini sudah mempunyai kantor dagang di Yerusalem pada September 2020 ini, dan akan memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem pada Juli 2021.
Keputusan Serbia memindahkan kedutaan besar ke Yerusalem dinilai bentuk persetujuan sikap terhadap pemerintahan Trump. AS sendiri mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel pada akhir 2017, dan memindah kedutaan besar mereka pada Mei 2018.
Sampai saat ini ada empat negara, termasuk AS dan Guatemala, yang mengakui Yerusalem sebagai ibu kota Israel. Palestina mengklaim Yerusalem Timur yang direbut dan diduduki Israel sejak Perang Enam Hari pada 1967 sebagai ibu kota mereka jika kelak merdeka.
Sejumlah negara anggota Liga Arab seperti Bahrain, Oman dan Sudan disebut-sebut menjajaki kemungkinan pembukaan hubungan diplomatik dengan Israel.
Baca Juga: Presiden Jokowi Ingat Masa Kuliah di UGM Saat Sambut Mahasiswa Baru
