PORTAL JOGJA – Sebelum terjadi gempa bumi dengan kekuatan M7,3 yang mengakibatkan sebuah kereta shinkansen berkecepatan tinggi tergelincir dan listrik padam di sejumlah wilayah, Jepang baru saja memperingati 11 tahun gempa dan tsunami yang terjadi tahun 2011 silam.
Dilansir dari Kyodo News, pada Jumat 11 Maret 2022 lalu, Perdana Menteri Fumio Kishida menghadiri upacara yang diadakan di kota Fukushima.
Penduduk di prefektur Fukushima, Iwate, dan Miyagi yang terkena dampak parah mengheningkan cipta pada pukul 14.46 waktu setempat dan berdoa bagi mereka yang kehilangan nyawa.
Masyarakat dunia belum melupakan, tsunami besar menghantam Jepang 11 tahun silam dan menjadikannya bencana alam terburuk dalam sejarah pascaperang di Jepang.
Bencana tersebut menewaskan lebih dari 15.000 orang setelah gempa bumi berkekuatan 9,0 skala Richter dan tsunami yang menyebabkan kerusakan parah dan menghancurkan kompleks nuklir Fukushima Daiichi.
Badan Kepolisian Nasional beberapa waktu lalu memperbarui jumlah korban tewas akibat gempa bumi 9,0SR mencapai 15.900 dan 2.523 orang masih belum ditemukan, sebagian besar di tiga prefektur yang hancur parah, yaitu Fukushima, Iwate dan Miyagi.
Sementara Badan Rekonstruksi menyebutkan, kematian terkait diantaranya yang disebabkan oleh penyakit atau bunuh diri karena stres terkait dengan bencana, berjumlah 3.784 orang.
Hingga saat ini masih ada zona larangan berjalan di dekat pembangkit listrik Fukushima di mana pekerjaan dekomisioning dijadwalkan akan berlanjut hingga antara tahun 2041 dan 2051.
Baca Juga: Seorang Model Rusia Jenazahnya Ditemukan di Dalam Koper, Setahun Setelah Dinyatakan Hilang