PORTAL JOGJA – Lonjakan kasus harian Covid-19 di China semakin parah. Otoritas kesehatan China pada Minggu 13 Maret 2022 hari ini melaporkan hampir 3.400 kasus baru atau dua kali lipat dari hari sebelumnya. Angka ini merupakan angka terburuk selama dua tahun pandemi Covid-19.
Dilansir dari Channel News Asia, situasi pandemi yang menunjukkan lonjakan tajam kasus nasional di China memaksa pihak berwenang menutup sekolah di Shanghai dan memberlakukan lockdown di beberapa kota di Timur Laut.
Sebanyak sekitar 19 provinsi saat ini harus berjuang melawan virus Covid-19 varian Omicron dan Delta.
Kota Shenzhen di Guangdong misalnya, memberlakukan lockdown di seluruh kota mulai hari ini setelah ditemukan 66 kasus baru Covid-19. Kota yang menjadi pusat teknologi China Selatan itupun menutup Kawasan bisnis.
Sementara Kota Yanji yang memiliki hampir 700 ribu penduduk yang tinggal di perbatasan dengan Korea Utara mulai hari ini juga ditutup sepenuhnya. Sementara Kota Jilin dilockdown sebagian.
China, yang merupakan negara yang pertama kali mendeteksi kasus Covid-19 di akhir tahun 2019 selama ini telah mempertahankan kebijakan ketat "nol-Covid" yang diberlakukan dengan lockdown, pembatasan perjalanan, dan pengujian massal ketika cluster telah muncul.
Baca Juga: Amerika Serikat Bakal Jatuhkan Sanksi Rusia Karena Terlibat Ujicoba Nuklir di Korea Utara
Namun varian Omicron telah merusak kebijakan nol-Covid karena sifatnya yang sangat menular. Pejabat di Komisi Kesehatan Provinsi Jilin Zhang Yan mengatakan, mekanisme tanggap darurat di beberapa daerah tidak cukup kuat.
“Tidak ada pemahaman yang cukup tentang karakteristik varian Omicron dan penilaiannya tidak akurat," kata Zhang Yan dalam konferensi pers seperti dikutip CNA. Sebelumnya, Kota Changchu, Siping dan Dunhua juga telah menerapkan lockdown sejak Kamis dan Jumat.***