Ini Penyebab Gerak Laju Pasukan Rusia Melambat di Ukraina

- 10 Maret 2022, 06:08 WIB
Konvoi tank Rusia
Konvoi tank Rusia /Daily Mail

PORTAL JOGJA - Konflik Rusia dengan Ukraina mulai ada gencatan senjata antara kedua belah pihak. Hal ini dilakukan untuk memberikan kesempatan warga sipil keluar dari wilayah pertempuran.

Adanya gencatan senjata membuat Rusia menghentikan serangan udr menggunakan roket dan rudal serta pergerakan tentara di darat.

Hingga saat ini sudah lebih dari 1,2 juta warga Ukraina yang mengungsi dari berbagai wilayah. Mereka sebagian besar menuju Plandia, Rumania, Hungaria dan sebagian kecil ke Moldova.

Namun dalam perundingan yang menghasilkan adanya gencatan senjat, Rusia mengnginkan pembukaan untuk koridor kemanusiaan melalui Rusia dan Belarus. Namun hal itu ditolak Ukraina yang ingin lewat jalur lain.

Baca Juga: 3 Perusahaan Global Setop Berperasi di Rusia, Simpati Ukraina Kena Invasi Moskow. McD, Coca Cola dan Starbucks

Pergerakan pasukan militer Rusia menuju ibu kota Kiev di Ukraina dilaporkan terhenti sejenak. Pejabat pertahanan senior Amerika Serikat (AS) menyebut pasukan Rusia terhambat oleh perlawanan sengit dari militer Ukraina, juga karena kekurangan bahan bakar dan pasokan makanan.

"Mengapa mobilitas pasukan Rusia lambat. Kami pikir beberapa di antaranya berkaitan dengan keberlanjutan mereka dan logistik," ungkap pejabat senior Pertahanan Amerika Serikat.

"Dan kami juga berpikir bahwa secara umum... pasukan Rusia sendiri sedang melakukan re-group dan berpikir ulang dan berusaha menyesuaikan diri dengan tantangan yang mereka hadapi," sebut pejabat pertahanan senior AS tersebut.

Konvoi militer besar-besaran Rusia di utara Kiev hampir tidak bergerak. Namun AS masih meyakini bahwa pasukan Rusia tetap berniat mengepung dan merebut Kiev, dengan taktik pengepungan jika diperlukan.

Baca Juga: Jadwal Liga 1 : Persebaya vs Persik Kediri dan Persija vs Borneo FC, Indosiar Kamis 10 Maret 2022

Militer Ukraina terus melawan invasi Rusia. Ditegaskan juga bahwa Rusia belum menguasai wilayah udara Ukraina, seperti diklaim Rusia beberapa waktu lalu.

Pasukan Rusia juga belum berhasil mendapatkan target besar pertama mereka, yakni menguasai kota Kharkiv yang merupakan kota terbesar kedua di Ukraina, meskipun pertempuran sengit terus berlangsung.

Namun di wilayah selatan Ukraina, Rusia berhasil menghubungkan pasukan militer mereka di sepanjang pantai mulai dari Crimea hingga ke perbatasan Rusia di bagian timur, dan telah mengepung kota Mariupol.

Pergerakan pasukan Rusia jauh lebih lambat dari yang direncanakan, dan sekarang menghadapi kekurangan pasokan. Dari 150.000 tentara Rusia yang dipersiapkan di perbatasan, sekitar 80 persen diyakini telah memasuki wilayah Ukraina.

Baca Juga: Dadang Supriatna: Jalan Tol ke Bandung Selatan Bakal Tingkatkan Perekonomian

"Dalam banyak hal, apa yang kita lihat adalah konvoi yang benar-benar kehabisan bahan bakar. Sekarang mereka mulai kehabisan makanan untuk tentara mereka," sebut pejabat pertahanan AS itu.

Melambatnya pergerakan pasukan Rusia karena ada konvoi kendaraan tempur seperti tank dan altileri berat lainnya. Kendaraan tempur seperti ini tiak bisa membuat mobilias pasukan secara cepat.

Dengan demikian pihak tentara Ukraina bisa menghambat laju pegerakan tentara Rusia dengan membuat barikade penghalang di jalanan.

Konvoi tank dan kendaraan lapis baja sepanjang 40 mil yang terhenti di pinggiran ibu kota Ukraina, Kyiv.

Baca Juga: Jadwal Acara RCTI Kamis 10 Maret 2022: Drama Series Layangan Putus dan Tukang Ojek Pengkolan

Cuaca yang buruk juga menjadi penghambat mobilitas pasukan Rusia karena suhu akan turun.

Daily Mail menyebutkan berdasarkan perlatan tempur yang dimiliki Rusia lebih unggul dibandingkan Ukraina. Namun cuaca buruk dapat menjadi faktor penghalang pergerakan pasukan.

Iklim atau cuaca buruk yang dapat menggagalkan serangan pasukan militer Rusia.

Di sana terdapat konvoi tank Rusia yang "membeku" akibat suhu dingin hingga mencapai -20 derajat Celcius.

Kondisi ini akan membuat situasi lebih sulit bagi pasukan yang telah terjebak sekitar 20 mil dari Kyiv.

Selain itu pihak Pentagon juga memperkirakan Rusia dilanda masalah mekanis, pasokan bahan bakar serta perlawanan kuat dari pasukan Ukraina.

Baca Juga: Awan Panas Guguran Gunung Merapi Meluncur Hingga 5 Km, Pos Pengamatan Babadan Sempat Laporkan Hujan Abu

Komentar yang sama datang dari pakar pertahanan senior di Baltic Security Foundation, Glen Grant mengatakan.

"Tank hanyalah lemari es seberat 40 ton jika tidak segera dinyalakan. Sesuatu yang tidak bisa dilakukan Rusia mengingat kelangkaan bahak bakar bagi negara tersebut," kata Grant.

Baginya jika konvoi ini tidak segera dipasok untuk dapat berjalan lagi, banyak tentara mungkin terpaksa akan menyerah untuk menghindari kematian akibat suhu dingin.

"Anda tidak bisa hanya duduk dan menunggu, karena jika Anda hanya diam di dalam kendaraan, kematian akan datang dengan sendirinya. Para pasukan bukanlah orang-orang bodoh," tambahnya. ***

 

 

Editor: Bagus Kurniawan

Sumber: Daily Mail Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah